Byklik | Banda Aceh–Seribuan massa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Aceh Bela Palestina (ARABP) turun ke jalan dalam aksi membela Palestina. Aksi berlangsung sejak pukul 08.30–11.00 WIB dimulai dengan melakukan long march dari Masjid Raya Baiturrahman menuju bundaran Simpang Lima Banda Aceh, Minggu, 22 Juni 2025.
Massa yang berasal dari gabungan puluhan organisasi dan lembaga tersebut memadati lokasi dengan membawa berbagai atribut, seperti bendera Palestina dan memakai syal. Para peserta aksi juga mengusung spanduk, di antaranya, bertuliskan #WeSTANDforPALESTINE dan Bek Tuwoe keu Palestina Geutanyoe. Banyak juga di antara mereka yang menempelkan stiker bendera Palestina di wajahnya.
Aksi damai ini diprakarsai oleh sejumlah organisasi kemanusiaan, ormas Islam, mahasiswa, hingga akademisi. Anak-anak juga terlihat ramai mengikuti aksi ini.
Selama aksi berlangsung, bergantian dilakukan orasi untuk menyuarakan dukungan terhadap kedamaian dan kebebasan rakyat Palestina. Massa menuntut agar dunia bersikap atas kejahatan perang dan genosida yang terus-menerus dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.
Orator juga menyeru masyarakat untuk memboikot produk-produk yang berafiliasi dengan Israel sebagai bentuk perlawanan terhadap Zionisme.
Salah seorang orator, Fajran Zain, yang juga seorang intelektual Aceh mengatakan bahwa saat ini hanya Iran satu-satunya negara Islam yang berani berhadapan langsung dengan Israel. Serangan tersebut merupakan aksi nyata melawan kezaliman Israel yang telah membunuh rakyat Palestina. Oleh karena itu, rakyat Aceh menyatakan diri bersama dengan Iran.
“We stand here with Iranian people! We stand with Palestina!” sebut Fajran dalam orasinya yang disambut free free Palestine! oleh massa.
Ketua DPRK Banda Aceh, Irwansyah, yang juga hadir dan turut berorasi menyampaikan bahwa masyarakat Aceh akan terus menggaungkan kemerdekaan bagi rakyat Palestina.
Amatan di lokasi, aksi ini juga diwarnai dengan aksi teatrikal dari sejumlah anak yang mempertunjukkan kedamaian anak-anak Palestina yang terenggut oleh kebrutalan tentara-tentara Israel. Ibu yang kehilangan anak-anaknya dan bayi-bayi tak berdosa yang meninggal di ujung peluru atau bom Israel.
Tak Boleh Bersikap Netral
Salah seorang peserta aksi, Arifatul Khorida, mengatakan bahwa kehadirannya untuk menunjukkan keberpihakannya kepada rakyat Palestina. Penderitaan yang saat ini dialami oleh rakyat Palestina sudah melampaui batas-batas dan di luar nalar kemanusiaan.
Menurutnya, sebagai saudara sesama muslim yang tak memungkinkan untuk berjihad langsung ke Palestina, dukungan untuk rakyat Palestina bisa dilakukan dengan cara-cara seperti terus mengirimkan doa untuk kemenangan dan kedamaian mereka. Bisa juga dengan berdonasi semaksimal mungkin. Agresi Israel harus dilawan dengan berbagai cara, termasuk dengan memboikot produk-produk yang berafiliasi dengan Israel.
“Tak hanya menyerang dengan senjata, Israel juga memblokade pintu-pintu masuk di perbatasan Palestina sehingga bantuan tidak bisa diantarkan. Tenaga medis juga menjadi sasaran kebrutalan Israel, rumah sakit dibombardir sehingga layanan kesehatan lumpuh,” ujar Arifatul yang berprofesi sebagai dokter.
Menurutnya, kebiadaban dan kejahatan perang yang dilakukan Israel sudah sangat luar biasa. Pasalnya, mereka juga menargetkan perempuan dan anak-anak untuk dibunuh. Arifatul menyeru agar seluruh masyarakat menunjukkan keberpihakannya kepada rakyat Palestina.
Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak netral dengan alasan apa pun, bahkan pemerintah pun menurutnya harus menunjukkan keberpihakannya kepada rakyat Palestina karena kemerdekaan adalah hak hakiki segala bangsa. Bersikap netral sama saja dengan membiarkan aksi-aksi penindasan dan penjajahan terus berlanjut di bumi Palestina.[]