Ekonomi & Bisnis

Harga Pangan Melonjak Signifikan, Inflasi Mengancam Perekonomian Lhokseumawe

Avatar
×

Harga Pangan Melonjak Signifikan, Inflasi Mengancam Perekonomian Lhokseumawe

Sebarkan artikel ini
inflasi lhokseumawe
Ilustrasi aktivitas ekonomi di pasar. đź“·: Foto dibuat menggunakan AI

ByKlik.com | Lhokseumawe — Perekonomian Kota Lhokseumawe dalam tiga bulan terakhir menghadapi tantangan serius akibat lonjakan harga sejumlah komoditas pangan pokok. Kenaikan harga ini telah menimbulkan ketidakstabilan ekonomi dan memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat serta pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Pantauan di pasar-pasar Kota Lhokseumawe menunjukkan bahwa harga komoditas utama melonjak drastis,” ungkap Ketua Umum Asosiasi Pelaku UMKM/IKM (APUI) Lhokseumawe, Denny Saputra, kepada media ini, Kamis (7/8/2025).

Menurutnya, harga bawang merah mencapai Rp60.000 per kilogram, bawang putih Rp32.000 per kilogram, daging ayam Rp50.000 per kilogram, dan ikan mencapai Rp65.000 per kilogram. Kenaikan juga terjadi pada kebutuhan pokok lain, seperti beras yang kini mencapai Rp250.000 per sak dan telur yang nyaris menyentuh angka Rp60.000 per papan.

Pelaku UMKM Terjepit, Daya Beli Masyarakat Menurun

Kondisi ini sangat dirasakan dampaknya oleh para pelaku UMKM. Denny menyatakan bahwa inflasi yang tidak terkendali ini menjadi masalah besar, terutama karena masyarakat Aceh memiliki hasrat konsumtif yang tinggi.

Baca Juga  Terdakwa Penyiraman Air Keras Berujung Maut di Lhokseumawe Dituntut Hukuman Mati

“Inflasi ini tidak akan terjaga dan terkontrol jika tidak diimbangi dengan produk atau barang komplementer lainnya. Di satu sisi, masyarakat Aceh memiliki hasrat konsumtif yang tinggi,” ujar Denny.

Lebih lanjut, Denny menjelaskan bahwa kenaikan harga bahan baku ini menempatkan pelaku UMKM dalam posisi sulit. Meskipun biaya produksi meningkat, harga jual produk mereka cenderung stagnan. Jika tidak berproduksi, roda ekonomi rumah tangga mereka akan terhenti.

“Jika tidak berproduksi, maka dapurnya tidak berasap, berpengaruh juga jajan anak-anak ke sekolah berkurang, kemampuan daya beli masyarakat tidak dibuat sengaja menjadi rendah,” tambahnya.

Dampak domino dari situasi ini juga memengaruhi kewajiban finansial masyarakat, seperti tunggakan atau cicilan bulanan. Kondisi ini menciptakan dilema ekonomi yang berkepanjangan dan berpotensi menyebabkan keterpurukan ekonomi di semua sektor kehidupan.

Baca Juga  Aceh Jajaki Investasi Timur Tengah, Fokus Pariwisata Halal dan Infrastruktur

Menanggapi situasi ini, Denny mendesak Pemerintah Kota Lhokseumawe dan seluruh pemangku kepentingan terkait untuk segera mengambil langkah strategis. Menurutnya, pemantauan harga harus dilakukan secara lebih cermat dan detail.

Pemilik UMKM Mie Pangsit Chinese ini turut menyuarakan harapannya agar para pemangku kepentingan dapat jeli melihat gejolak ekonomi ini. Ia mengusulkan agar pemerintah dan stakeholders terkait duduk bersama untuk merumuskan terobosan atau program strategis yang dapat bermanfaat langsung bagi masyarakat, khususnya di Kota Lhokseumawe.

“Harapan kami adalah pemangku kepentingan harus jeli terhadap gejolak ekonomi ini dan alangkah baiknya duek pakat stakeholders untuk melakukan terobosan atau program yang strategis bermanfaat bagi masyarakat, khususnya Kota Lhokseumawe,” pungkasnya. []

Example 120x600