Byklik.com | Jakarta – Potensi Indonesia sebagai destinasi layanan kesehatan berkelas dunia kini memasuki babak baru. Kementerian Pariwisata Republik Indonesia telah resmi meluncurkan program Indonesian Health Tourism—sebuah langkah strategis untuk memperkuat daya tarik Indonesia dalam sektor wisata kesehatan yang tengah tumbuh pesat.
Dalam program ini, SILC Lasik Center ditunjuk sebagai satu-satunya mitra resmi untuk layanan kesehatan mata, khususnya LASIK, sebuah pencapaian yang menandai kemajuan industri kesehatan mata tanah air.
“Penunjukan ini merupakan kehormatan bagi SILC Lasik Center dan bukti nyata dari dedikasi kami dalam memberikan layanan LASIK yang aman, efektif, dan terjangkau. Kami percaya bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor wisata medis, dan kami berkomitmen untuk berkontribusi aktif dalam merealisasikan visi tersebut,” ujar Dr. Sophia Pujiastuti, SpM(K), MM, pendiri SILC Lasik Center, Selasa, 15 April 2025.
Masuki Peta Wisata Medis Asia
Diproyeksikan mencapai nilai USD 93,9 miliar pada tahun 2030 (Market Research Future), wisata medis kini menjadi salah satu sektor pariwisata dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
Hal ini tidak lepas dari tingginya kontribusi ekonomi yang dihasilkan oleh wisatawan medis, yang rata-rata membelanjakan dua hingga tiga kali lebih besar dibandingkan wisatawan konvensional. Selain biaya perawatan kesehatan, pengeluaran mereka juga mencakup kunjungan ke destinasi wisata tambahan, akomodasi serta jasa pendamping atau penerjemah selama masa perawatan di negara tujuan.
Efek berganda dari aktivitas ini menjadikan wisata medis sebagai peluang strategis—tidak hanya menguntungkan fasilitas layanan kesehatan, tetapi juga memberi dampak positif yang luas bagi sektor pariwisata, perhotelan, transportasi, hingga industri kreatif dan jasa lainnya. Dengan pendekatan yang terintegrasi dan peningkatan kualitas layanan medis nasional, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengambil peran yang lebih signifikan di peta wisata kesehatan Asia.
Saat ini, negara-negara seperti Thailand, India, Malaysia, dan Korea Selatan telah lebih dulu menduduki posisi utama dalam pasar wisata medis Asia. Namun menurut Dr. Sophia, Indonesia tak kalah memiliki potensi besar, terutama di bidang layanan kesehatan mata.
“Perawatan populer di Asia kini tidak hanya sebatas operasi jantung atau kosmetik, tapi juga mencakup perawatan penglihatan seperti LASIK. Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain penting dalam segmen ini,” ujarnya.
Ia menambahkan, keberhasilan negara seperti Malaysia menunjukkan bahwa layanan kesehatan, seperti rumah sakit maupun klinik, menjadi faktor utama dalam keputusan wisatawan medis, diikuti oleh kualitas sumber daya manusia dan teknis perawatan.
“Ini menjadi sinyal penting bahwa layanan kesehatan di Indonesia perlu terus meningkatkan aksesibilitas, kenyamanan, dan standar internasional dalam layanan mereka. Di SILC Lasik Center, kami memandang hal ini sebagai peluang strategis untuk menghadirkan layanan kesehatan mata berkelas dunia, serta mendorong standar baru dalam wisata medis nasional. Kami percaya, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi tujuan unggulan di kawasan ini,” ujarnya.
Kepercayaan Pasien Internasional
Selain kualitas layanan dan reputasi fasilitas kesehatan, faktor biaya masih menjadi pertimbangan utama dalam keputusan wisatawan medis. Menurut laporan dari Medical Tourism Association, meskipun aspek kualitas dan kepercayaan mendominasi keputusan pasien, 28,8% responden menyatakan bahwa biaya turut memengaruhi pilihan mereka. Lebih lanjut, 34,6% pasien menyatakan kekhawatiran terhadap biaya tersembunyi, sementara 26,9% lainnya mengaku takut terhadap risiko penipuan dalam sistem pembayaran internasional.
Temuan ini menyoroti pentingnya keterbukaan dan kejelasan harga dalam menarik wisatawan medis mancanegara. Harga yang transparan, komprehensif, dan kompetitif merupakan kunci untuk mengubah ketertarikan menjadi keputusan perjalanan medis.
Dalam konteks ini, SILC Lasik Center menempatkan transparansi biaya dan kejelasan proses sebagai bagian penting dari pengalaman pasien. Seluruh biaya tindakan diinformasikan sejak awal, dengan pendampingan penuh selama proses konsultasi hingga pemulihan, menjadikan pengalaman pasien—baik lokal maupun internasional—terasa aman, jelas, dan profesional.
SILC Lasik Center juga telah melakukan tindakan untuk para pasien dari berbagai negara, seperti Rusia, Australia hingga Prancis. Julien Pham, pasien asal Prancis mengungkapkan, “Saya sudah menderita rabun jauh selama sekitar 20 tahun. Mata saya tidak lagi dapat mentoleransi lensa kontak, jadi saya memilih SILC Lasik Center Jakarta untuk operasi lasik. Semuanya berjalan lancar. Mata saya tadinya agak kabur, tetapi setelah operasi, semuanya jelas. Meski sempat khawatir, rasanya berbeda ketika Anda memiliki seorang dokter profesional yang dapat menjelaskan segalanya,” ujar Julien di kanal Youtube SILC Lasik Center.
Tentang SILC Lasik Center
SILC LASIK CENTER adalah Klinik Utama Mata yang berdiri sejak 22 April 2017. Berlokasi di bilangan Jakarta Pusat, tepatnya di Dipo Business Center No. B1. Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 50 – 52 Jakarta Pusat 10260.
SILC LASIK CENTER menawarkan layanan kesehatan mata, khususnya pada layanan bedah refraktif yaitu LASIK. Dengan menghadirkan alat – alat diagnostik dan bedah lasiknya yang modern dan canggih senantiasa memberikan hasil layanan yang sempurna.
Dokter dan staf yang berpengalaman di bidang pelayanan mata serta selalu update akan kemajuan ilmu dan pengetahuan teknologi khususnya bedah refraktif akan memberikan layanan yang paripurna.
SILC LASIK CENTER berkomitmen akan memberikan layanan yang prima dan teknologi yang mutakhir namun dengan biaya sangat terjangkau, kompetitif dan kemudahan pembayaran yang fleksibel dan beragam.