Hiburan & Budaya

Refleksi Kehadiran MK Arsitektur Rumah Adat Aceh di ISBI

×

Refleksi Kehadiran MK Arsitektur Rumah Adat Aceh di ISBI

Sebarkan artikel ini
Mahasiswa Jurusan Seni Rupa dan Desain ISBI Aceh

Oleh Muhammad Naufal Fadhil, S.Ars., M.Arch.* 

Rumah adat Aceh, salah satunya rumoh Aceh, merupakan simbol identitas dan kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun di Provinsi Aceh. Melalui Mata Kuliah Arsitektur Rumah Adat Aceh, mahasiswa Jurusan Seni Rupa dan Desain ISBI Aceh diajak untuk memahami lebih dalam mengenai sejarah, konsep, serta nilai-nilai yang terkandung dalam arsitektur tradisional ini. Mata kuliah ini tidak hanya membahas bentuk fisik rumah adat, tetapi juga menekankan pentingnya pemaknaan simbol, konteks sosial, serta perkembangan arsitektur vernakular Aceh dari masa ke masa.

Dalam proses pembelajaran, mahasiswa mempelajari berbagai teori dan metode analisis arsitektur, mulai dari definisi arsitektur vernakular, konsep bentuk dan ruang rumoh Aceh, hingga bagian-bagian utama yang membentuk rumah tradisional tersebut. Mereka juga mendalami aspek kekuatan konstruksi, fungsi ruang, keindahan ragam hias, serta makna filosofis yang melekat pada setiap detail ornamen.

Materi pembelajaran disusun secara bertahap agar mahasiswa mampu mengidentifikasi dan mendeskripsikan karakteristik arsitektur rumah adat Aceh di berbagai wilayah, seperti Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan wilayah pesisir maupun kepulauan.

Pemahaman arsitektur rumah adat menjadi bekal penting bagi mahasiswa seni rupa dan desain untuk menghasilkan karya yang berbasis lokal. Pemahaman akan arsitektur rumah adat merupakan bekal bagi lulusan Jurusan Seni Rupa dan Desain dalam menghasilkan karya-karya berbasis lokal. Mahasiswa juga diharapkan mampu mempelajari local genius serta dapat menggali dan menemukan potensi untuk memanfaatkannya ke dalam proses penciptaan dan pengkajian seni rupa maupun desain.

Baca Juga  Ingin Mahir Menulis? Yuk, Bergabung dengan FLP Aceh

Berbagai elemen dan karakter rumah tersebut dibingkai dalam metode pengajaran arsitektural, vitruvian triadic (kekuatan, fungsi, dan keindahan), dengan klasifikasi elemen dan karakter rumah ke dalam tiga kategori sehingga memudahkan mahasiswa memahami materi ajar. Rumoh Aceh dikenal dengan struktur panggung yang kokoh, menggunakan material kayu pilihan dan atap rumbia yang dirancang tahan terhadap gempa dan perubahan cuaca. Ruang bawah rumah dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas, sementara tata ruang di dalam rumah mencerminkan tatanan sosial dan adat istiadat masyarakat Aceh.

Keindahan rumoh Aceh tampak pada detail ukiran dan ragam hias di dinding, pintu, dan jendela yang tidak hanya memperindah tampilan, tetapi juga sarat makna filosofis serta identitas keluarga. Motif-motif flora, fauna, dan geometris yang digunakan melambangkan harapan, perlindungan, dan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi. Mahasiswa juga mempelajari bagaimana fungsi rumah adat Aceh sangat kompleks, mulai dari ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur, hingga ruang multifungsi di bawah rumah. Pembagian ruang ini menunjukkan kemampuan arsitektur tradisional Aceh dalam mengakomodasi berbagai aktivitas, menjaga privasi, dan memperkuat nilai-nilai keluarga serta agama.

Sebagai tugas akhir, mahasiswa diminta untuk membuat poster yang menonjolkan aspek kekuatan, keindahan, dan fungsi rumoh Aceh. Dalam proses kreatif ini, mereka bebas menggunakan teknik seni rupa seperti ilustrasi manual, kolase, digital painting, hingga mixed media. Poster-poster yang dihasilkan tidak hanya menampilkan visualisasi konstruksi dan ornamen, tetapi juga narasi filosofis hasil riset dan diskusi selama perkuliahan. Karya-karya mahasiswa diharapkan dapat menjadi media edukasi dan promosi kekayaan budaya Aceh, sekaligus memperkuat identitas mereka sebagai seniman yang peka terhadap akar budaya sendiri.

Baca Juga  Aceh Travel Mart 4.0 Resmi Dibuka, Diikuti Pelaku Pariwisata dari Malaysia dan Thailand

Hal yang menarik dari keragaman mahasiswa di ISBI Aceh adalah bagaimana mahasiswa yang tidak hanya berasal dari Aceh, tetapi juga dari Sumatera Utara, Riau, dan wilayah Indonesia lainnya belajar tradisi Aceh sekaligus memaknai mata kuliah ini. Sebagai contoh mahasiswa yang berasal dari Sumatera Utara di Prodi Seni Rupa Murni mengkreasikan bentuk rumoh Aceh dengan potongan kain ulos Batak pada karya posternya.

Karya tersebut mencerminkan pemahaman lebih lanjut akan kehadiran Mata Kuliah Arsitektur Rumah Adat Aceh di ISBI Aceh, yang tidak hanya sebatas media eksplorasi arsitektur rumah adat Aceh. Namun, juga memperkuat kepekaan nilai-nilai lokal bagi mahasiswa.

Melalui mata kuliah ini, mahasiswa Jurusan Seni Rupa dan Desain ISBI Aceh tidak hanya belajar tentang teknik dan sejarah rumah adat, tetapi juga menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik. Mereka didorong untuk menggali potensi local genius dan menerapkannya dalam karya seni yang relevan dengan perkembangan zaman. Karya mereka menjadi jembatan antara tradisi dan inovasi, sekaligus inspirasi bagi generasi muda untuk terus mencintai dan melestarikan budaya daerah.[]

Penulis adalah dosen pengampu Mata Kuliah Arsitektur Rumah Adat Aceh

Example 120x600