Pendidikan & Karier

Kampus Merdeka Besutan Nadiem Berakhir, Berganti Menjadi Kampus Berdampak

×

Kampus Merdeka Besutan Nadiem Berakhir, Berganti Menjadi Kampus Berdampak

Sebarkan artikel ini
Dirjen Dikti Khairul Munadi. Foto: kemdiktisaintek

Byklik | Banda Aceh—Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) secara resmi telah meluncurkan program bernama Diktisaintek Berdampak atau Program Kampus Berdampak. Program ini diluncurkan bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2025. Dengan demikian, Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang dicetuskan pada masa menteri Nadiem Makarim pun berakhir. Apa yang membedakan antara Kampus Merdeka dengan Kampus berdampak?

Menurut Dirjen Dikti, Khairul Munadi, Kampus Berdampak adalah program yang menjadikan kampus tidak hanya menghasilkan lulusan, publiksi, dan ranking global semata.

“Tapi juga kampus yang mentransformasikan kehidupan masyarakat. Sehingga nantinya, peran perguruan tinggi itu diharapkan menjadi pusat solusi yang nyata untuk masyarakat,” kata Khairul, sebagaimana dikutip dari laman kemdiktisaintek.go.id.

Melalui program tersebut, perguruan tinggi juga diharapkan menjadi motor inovasi sosial dan ekonomi berkelanjutan. Dan yang tidak kalah penting juga menjadi mediator kolaborasi antarpihak. Dengan demikian, kampus bisa menjadi lebih berdaya dan berdampak langsung kepada masyarakat, dunia industri dan usaha, serta mendukung ekosistem riset dan inovasi untuk pembangunan nasional.

Setelah program ini diluncurkan, pemerintah melalui Kemdiktisaintek akan menggerakkan seluruh kampus di Indonesia sebagai transformasi sosial. Kampus dapat bersinergi dengan masyarakat untuk membangun desa tertinggal, memberdayakan UMKM, merawat lingkungan yang rapuh, serta menyiapkan generasi muda yang tidak hanya pintar, tetapi juga tangguh, peduli, dan berdaya saing.

Baca Juga  Hadapi Tantangan Dunia Kerja, Kemenag Siapkan Progam PRIMA Magang untuk Mahasiswa PTKI

“Selain itu, Ditjen Dikti juga akan menjalankan program strategis untuk pendidikan kedokteran dan kesehatan transformatif yang akan melibatkan lintas direktorat pada Ditjen Dikti,” kata Khairul

Ditjen Dikti akan memfasilitasi pembaruan Komite Bersama Kemdiktisaintek dan Kemkes sebagai wadah kolaborasi dan sinergi sektor pendidikan dan pelayanan, yang akan menyusun berbagai kebijakan turunan dari UU No/17/2023 tentang Kesehatan, road map pendidikan kesehatan transformatif dan pendidikan kesehatan yang bebas kekerasan.

Sistem Kesehatan Akademik juga akan menjadi strategi prioritas untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan sesuai kebutuhan distribusi di wilayah (termasuk daerah 3-T), sekaligus sebagai model kolaborasi berdampak yang telah diimplementasikan oleh perguruan tinggi, rumah sakit pendidikan, industri, masyarakat, dan pemerintah daerah.

Masing-masing direktorat di Kemdiktisaintek juga telah menyiapkan berbagai program yang selaras. Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) misalnya, akan menyesuaikan Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) menjadi Program Magang Berdampak. Program ini akan membuka ruang bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman langsung di dunia kerja, memperkuat keterampilan profesional, dan membangun jejaring industri.

Baca Juga  Sosialisasi Kesehatan Mental di Baitul Arqam Angkat Tema 'Berani Bicara Berani Pulih'

Pada Direktorat Sumber Daya, akan memperkuat Program Kampus Berdampak dengan mengembangkan empat program uggulan. Beasiswa Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) akan dilaksanakan dengan skema baru berupa joint degree dengan beberapa perguruan tinggi dan lembaga riset internasional. Beasiswa Tendik Tut Wuri Handayani membuka kesempatan studi lanjut bagi tenaga pendidik dan kependidikan, khususnya untuk meningkatkan profesionalisme di daerah.

Adapun Beasiswa Kolaborasi Internasional memperluas peluang studi doktoral ke berbagai negara melalui program-program seperti Indonesia–Austria Scholarship Program (IASP), beasiswa Dikti–Coventry University, dan Stipendium Hungaricum. Selain itu, Program Prapasca untuk daerah 3-T menghadirkan beasiswa serta pembekalan akademik khusus bagi mahasiswa dari wilayah terdepan, terpencil, dan tertinggal.

Sedangkan Direktorat Kelembagaan, akan memperkuat Kampus Berdampak dengan mendorong transformasi tata kelola perguruan tinggi yang lebih otonom dan akuntabel. Di antaranya melalui program hibah revitalisasi PTS untuk penguatan prasarana, sarana, dan akreditasi; serta program penguatan otonomi politeknik.

Kepemimpinan akademik kampus akan diperkuat melalui academic leadership training. Sedangkan internasionalisasi kampus didorong melalui program Kampus Berdampak Internasional, insentif going global, dan beasiswa KNB. Inovasi perguruan tinggi juga akan ditingkatkan melalui Kompetisi Kampus Berdampak.[]

Example 120x600