Byklik.com | Idi – PT Pertamina Gas (Pertagas), bagian dari Subholding Gas Pertamina, bergerak cepat menangani insiden kebocoran pipa gas di wilayah Operation North Sumatera Area, Distrik Aceh. Kebocoran tersebut terjadi di area perkebunan sawit Desa Paya Tampah, Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur, pada Kamis, 16 Oktober 2025 sekitar pukul 09.00 WIB.
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, kebocoran disebabkan oleh faktor alam (geo hazard) berupa pergeseran tanah akibat longsor lama. Pertagas memastikan insiden ini bukan disebabkan oleh kelalaian manusia (human error).
“Begitu laporan diterima, tim teknis kami langsung dikerahkan ke lokasi untuk melakukan pengamanan area dan penanganan kebocoran sesuai prosedur darurat yang berlaku. Langkah-langkah mitigasi dilakukan secara cepat dan terkoordinasi guna memastikan keselamatan masyarakat dan pekerja tetap terjaga,” ujar Head of External Relation Operation West Region Pertagas, Diana Santi, dalam keterangannya.
Diana menambahkan, Pertagas memiliki sistem kesiapsiagaan yang andal dalam menghadapi potensi gangguan operasional, termasuk akibat faktor alam.
“Keselamatan dan keandalan penyaluran gas adalah prioritas utama kami. Kami terus memperkuat sistem monitoring, inspeksi berkala, serta koordinasi dengan pemerintah daerah dan aparat setempat untuk memastikan seluruh jalur pipa tetap dalam kondisi aman,” ujarnya.
Pertagas memastikan lokasi kebocoran berada jauh dari permukiman warga, sehingga tidak ada masyarakat yang terdampak langsung dan tidak terdapat korban jiwa. Perusahaan juga telah melakukan pemantauan udara bersama pihak berwenang dan memastikan konsentrasi gas berada pada ambang aman.
Hingga saat ini, tim teknis Pertagas masih berada di lokasi untuk melakukan perbaikan lanjutan serta pemulihan sistem penyaluran gas dengan tetap mengedepankan aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE).
Pertagas menegaskan komitmennya untuk terus menjaga keandalan penyaluran energi nasional serta melakukan evaluasi menyeluruh terhadap jalur pipa di area rawan geohazard guna memperkuat upaya mitigasi di masa mendatang.
