Byklik | Banda Aceh–Universitas Syiah Kuala memberikan orientasi untuk 35 mahasiswa asing yang merupakan mahasiswa baru USK angkatan tahun ajaran 2025/2026. Kegiatan orientasi ini dilaksanakan mulai tanggal 10–12 September 2025 di Ruang VIP AAC Dayan Dawood.
Pada kesempatan ini, Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) USK, Dr. Muzailin, S.Si, M.Sc., mengucapkan selamat datang kepada seluruh mahasiswa asing. Dirinya menilai, kehadiran mahasiswa asing ini merupakan bukti nyata bahwa USK adalah kampus yang terbuka dan semakin diperhitungkan di tingkat global.
Dirinya mengatakan, ke-35 mahasiswa asing ini berasal dari 13 negara, yaitu India, Tajikistan, Myanmar, Libya, Thailand, Malaysia, Palestina, Botswana, Solomon Island, Papua New Guinea, Afghanistan, Malawi, dan Tanzania.
Muzailin mengatakan, kegiatan orientasi ini bertujuan untuk mengenalkan kepada mahasiswa asing ini lebih dekat tentang lingkungan akademik di USK serta Aceh pada umumnya. Untuk itulah, dirinya mengingatkan seluruh mahasiswa asing ini memanfaatkan dengan sebaik mungkin seluruh rangkaian kegiatan orientasi ini.
“Sebab selama di USK ini, kalian tidak hanya belajar. Tapi juga memperluas jejaring, mengenal budaya masyarakat lokal. Semua itu akan menjadi pengalaman yang berharga saat kalian kembali ke negara asal nanti,” ucapnya.
Selain itu, Muzailin berpesan agar para mahasiswa asing ini bisa menjadi brand ambassador USK untuk negara asal mereka masing-masing. Oleh sebab itu, dirinya mengingatkan agar para mahasiswa asing ini belajar dengan sungguh-sungguh di USK. Sebab kesempatan studi di USK ini menjadi jembatan untuk kesuksesan mereka di masa depan.
“Jika kalian pendidikannya bagus, itu tidak hanya baik bagi masa depan kalian. Tapi juga menjadi baik untuk meningkatkan reputasi universitas ini,” ucapnya.
Adapun materi yang disampaikan pada kegiatan orientasi ini, di antaranya, mengenalkan tentang lingkungan kampus USK, baik fasilitas, sistem akademik, pimpinan universitas, dan lain-lain.
Selain itu, mahasiswa asing ini juga diberikan pembekalan untuk mengatasi gegar budaya ‘culture shock’ selama studi di USK, termasuk pula program-program pembinaan, kegiatan kemahasiswaan dan organisasi kemahasiswaan serta lainnya.[]
