Byklik | Banda Aceh–Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kewirausahaan USK, Prof. Dr. Mustanir, M.Sc., mengatakan, Indonesia adalah negara dengan potensi geologi yang luar biasa, termasuk juga Aceh. Setiap lapisan tanahnya menyimpan keistimewaannya tersendiri.
“Di bawahnya ada pasir, batuan, dan berbagai formasi geologi lain yang belum sepenuhnya mampu diidentifikasi oleh para ahli. Di Aceh, misalnya, hingga kini masih belum ada solusi komprehensif untuk memahami struktur geologi yang kompleks itu,” kata Mustanir saat membuka seminar Potensi Geologi Aceh yang diselenggarakan USK di Aula Multi Purpose Fakultas Pertanian USK, Jumat, 8 Agustus 2025.
Hanya saja, ketidaktahuan dalam menggali potensi ini kerap mengundang bencana. Mustanir menjelaskan, pengambilan material secara sembarangan dan eksploitasi sumber daya tanpa panduan ilmu menjadi penyebab utama timbulnya bencana.
Para pembangun dan perencana harus tahu bahwa pengambilan material seperti galian C memengaruhi struktur bumi. Oleh sebab itu, Mustanir berharap, kegiatan ini dapat melahirkan rekomendasi penting bagi para pemangku kebijakan khususnya terkait pemanfaatan potensi geologi Indonesia.
“Karena itulah, kegiatan ini sangatlah penting untuk membangun literasi geologi di masyarakat. Agar semua potensi tersebut dapat dikelola dengan baik. Namun, tetap memperhatikan kelestarian lingkungan kita,” ucapnya.
Ketua Panitia, Dr. Bambang Setiawan, S.T. M.Eng, menjelaskan seminar nasional ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Rapat Kerja Nasional Asosiasi Program Studi Teknik Geologi Indonesia (ASPRODITEGI ).
Kegiatan ini melibatkan 36 peserta yang berasal dari 27 perguruan tinggi anggota ASPRODITEGI. Mereka tersebar di 19 provinsi di Indonesia. Mulai dari Pulau Irian, Maluku, Kalimantan, Jawa, Sumatra, dan daerah lainnya.
Bambang mengungkapkan, sejumlah agenda telah dan akan terus dilaksanakan. Sehari sebelumnya, telah dilaksanakan workshop terkait penyusunan capstone desain geologi, menghadirkan beberapa narasumber dari lembaga akreditasi pendidikan tinggi.
“Fokus utamanya adalah merumuskan pedoman teknis agar jurusan teknik geologi di berbagai perguruan tinggi bisa mengikuti ketentuan dan standar yang ditetapkan lembaga tersebut,” ucapnya.
Peserta juga akan melakukan geowisata di Sabang. Termasuk rapat kerja yang akan dilaksanakan di Balai Kota Sabang.[]
