Teknologi & Sains

Waspada! Situs Ecustoms.id Bukan Milik Pemerintah, Berpotensi Curi Data

Avatar
×

Waspada! Situs Ecustoms.id Bukan Milik Pemerintah, Berpotensi Curi Data

Sebarkan artikel ini
Tangkapan layar situs palsu Ecustoms.id
Tangkapan layar situs palsu Ecustoms.id. đź“·: Dok. BC Aceh

ByKlik.com | Banda Aceh — Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Aceh mengimbau masyarakat, khususnya para pelancong dari luar negeri, untuk mewaspadai situs palsu Ecustoms.id. Situs ini mengatasnamakan sistem Electronic Customs Declaration (ECD) Indonesia dan diduga kuat digunakan untuk penipuan serta pencurian data pribadi.

Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Hubungan Masyarakat Kanwil Bea Cukai Aceh, Muparrih, menegaskan bahwa situs tersebut bukan merupakan situs resmi milik Pemerintah Indonesia.

“Sebagai informasi, Electronic Customs Declaration (ECD) yang resmi dan sah disediakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Republik Indonesia hanya dapat diakses melalui alamat: ecd.beacukai.go.id,” jelas Muparrih dalam keterangan tertulis, Selasa (19/8/2025).

Baca Juga  Menkomdigi: Industri Gim Harus Lindungi Anak dari Konten Kekerasan

Situs palsu Ecustoms.id menjalankan modus penipuan dengan meminta sejumlah uang di akhir pengisian formulir, kemudian mengarahkan pengguna ke berbagai aplikasi pembayaran. Hal ini sangat berbeda dengan prosedur resmi.

Muparrih mengatakan, formulir ECD yang sah tidak dipungut biaya dalam proses pengisiannya. Setelah selesai, pengguna akan mendapatkan kode batang resmi yang digunakan oleh petugas Bea Cukai saat pelancong tiba di Indonesia.

Sesuai ketentuan, setiap pelancong yang membawa barang pribadi dari luar negeri mendapatkan pembebasan bea masuk dan pajak impor hingga USD 500 per orang.

Baca Juga  Bea Cukai Lhokseumawe Gagalkan Peredaran Barang Ilegal dan Ratusan Kilogram Narkotika

“Apabila nilai barang melebihi batas tersebut, bea masuk dan pajak impor akan dikenakan setelah pemeriksaan di bandara kedatangan, bukan diminta untuk dibayarkan di muka seperti yang terjadi pada situs palsu,” tambah Muparrih.

Situs palsu ini, kata dia, dapat muncul di urutan atas hasil pencarian Google karena menggunakan layanan iklan berbayar. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dan teliti dalam memilih tautan yang diakses, terutama ketika akan mengisi data pribadi.

“Mari bersama-sama menjaga keamanan data dan mencegah tindak penipuan digital” pungkasnya. []

Example 120x600