Byklik.com | Banda Aceh — Seratusan warga belajar (siswa) kelas tiga Program Pendidikan Kesetaraan Jenjang SMA (Paket C) PKBM RUMAN Aceh mengikuti Workshop Penulisan Cerpen. Workshop berlangsung di aula serbaguna RUMAN Aceh di Gampong Punge, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh, Jumat, 25 April 2025.
Kegiatan ini merupakan upaya PKBM RUMAN Aceh dalam meningkatkan keterampilan literasi dan menumbuhkan minat menulis di kalangan warga belajar. Workshop tersebut menghadirkan Ihan Nurdin yang berprofesi sebagai jurnalis dan juga cerpenis sebagai pemateri.
Pendiri RUMAN Aceh, Rizky Sopya, mengatakan, setiap tahunnya lembaga tersebut rutin mengadakan pelatihan keterampilan, baik kepada warga belajar maupun kepada para tutor. Untuk tahun ini, pelatihan yang diberikan kepada warga belajar adalah teknik-teknik menulis cerpen. Adapun untuk para tutor yang berkaitan dengan ilmu pedagogi atau seni dalam mengajar.
“Kurikulum pada program pendidikan kesetaraan ini agak berbeda dengan pada pendidikan umum yang reguler. Di sini warga belajarnya kan sudah banyak yang bekerja, usia mereka juga sudah melampaui usia belajar pada tingkat dan jenjang yang seharusnya. Jadi, pelatihan-pelatihan yang diberikan harus kita sesuaikan. Harus yang bisa menunjang aktivitas mereka sehari-hari,” kata Rizky.
Rizky mengatakan, apa yang dipelajari warga belajar dalam workshop tersebut akan menjadi materi ujian yang berlangsung pada Senin, 28 April 2025 mendatang. Setelah workshop, peserta juga diberi waktu selama dua hari untuk menyelesaikan sebuah cerpen. Hasil karya tersebut nantinya akan menjadi penilaian untuk Mata Pelajaran Keterampilan. Nilainya akan dicantumkan langsung pada ijazah yang akan diterima oleh warga belajar sebagai bukti kelulusan.
Untuk tahun ajaran 2024/2025 ini, jumlah warga belajar dari paket A, paket B, dan paket C di RUMAN Aceh sebanyak 672 orang. Mereka umumnya berasal dari Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Namun, ada juga yang berasal dari daerah lain, seperti Kabupaten Bireuen dan Kota Sabang.
“Program paket di RUMAN Aceh gratis. Tidak ada pungutan biaya apa pun, kecuali nanti saat mereka lulus dan saat mengambil ijazah, mereka bisa membayar seikhlasnya, tidak ada tarif khusus juga,” kata Rizky lagi.
Sementara itu, Ahmad Arif, yang juga pendiri RUMAN Aceh menambahkan, PKBM RUMAN Aceh mulai melakukan program pendidikan kesetaraan sejak tahun 2017. Saat ini sudah ada enam angkatan alumni dari seluruh program paket yang dijalankan, yakni paket A, paket, B, dan paket C.
“PKBM RUMAN Aceh sudah memiliki alumni dari berbagai jenjang paket sebanyak 587 orang. Yang terbanyak dari jenjang SMA atau paket C sebanyak 310 alumni. Untuk jenjang SMP atau paket B sebanyak 213. Sedangkan alumni paket A atau jenjang SD hanya 64 orang,” katanya.
Arif mengatakan, warga belajar yang mengambil program paket di RUMAN Aceh dominannya adalah anak-anak yang putus sekolah karena faktor kemiskinan. Sebagian mereka saat ini sudah bekerja untuk menyambung hidup dan memerlukan ijazah untuk keperluan kerja.
Mayoritas kedua adalah anak-anak yang berasal dari keluarga broken home. Namun, ada juga yang memutuskan belajar di PKBM karena tak tahan menghadapi perundungan di sekolah terdahulu.
“Ada juga kasus ‘unik’ seperti anak-anak yang tidak mau lagi sekolah formal karena mereka sudah di-push sejak awal hingga akhirnya mengalami kejenuhan. Jadi, bagi siapa pun yang putus sekolah formal dan ingin mengikuti program paket, bisa belajar di PKBM RUMAN,” kata Arif.[]