Byklik.com | Jakarta – Indeks Harga Saham gabunga atau IHSG amblas sampai 6,07 persen pada perdangangan Selasa (18/3/2025). Bahkan, manajemen Bursa Efek Indonesia sempat menghentikan perdagangan selama 30 menit dan IHSG ditutup pada posisi minus 6,11 persen dibandingkan penutupan kemarin.
Laporan di berbagai berita ekonomi di Indonesia menyebutkan BEI melakukan trading halt menyusul anjloknya indeks. Apa sesungguhnya trading halt itu?
Berdasarkan regulasi BEI, trading halt adalah pembekuan sementara perdagangan karena adanya penurunan sampai 5 persen. Trading halt dilakukan dalam tiga tahapan, yakni penghentian selama 30 menit perdagangan bursa ketika IHSG turun sampai 5 persen.
Tahapan kedua, trading ditambah 30 menit lagi ketika IHSG terkoreksi 10 persen. Dan terakhir, kalau IHSG terus terkoreksi sampai 15 persen, maka seluruh perdagangan bursa dihentikan.
Namun, penghentian itu hanya berlaku pada hari itu saja. Keesokannya, kalau memang bukan hari libur, perdagangan di pasar modal akan berjalan seperti biasa.
Uniknya, trading halt ini terjad pada Maret 2020 lalu semasa pandemi Covid-19 melanda. Jadi, Maret sepertinya bukan bulan yang ramah terhadap kegiatan perdagangan di pasar modal.
Trading halt dan anjloknya IHSG sampai 6,11 persen terasa ironis di tengah pasar Asia semuanya ditutup menghijau. Indeks harga saham di Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, India, Jepang, China, dan Hong Kong, semuanya kompak ditutup menghijau.
Tanda-tanda akan terjadi trading halt sebenarnya sudah terasa sejak beberapa pekan terakhir ketika IHSG terus diterpa isu negatif, mulai dari turunnya gengsi IHSG di mata pemeringkat internasional, kepercayaan investor asing mulai berkurang, pembentukan Danantara yang kurang mendapat respons postitif dari investor, sampai isu mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani.[]