Byklik | Banda Aceh–Prosesi wisuda hari kedua Universitas Syiah Kuala yang berlangsung di AAC Dayan Dawood hari ini diwarnai keharuan. Seorang ibu atas nama Fitri Ermawati hadir untuk mengambil ijazah atas nama putranya yang telah meninggal dunia pada Maret lalu. Prosesi wisuda hari ini diikuti oleh 738 lulusan.
Fitri datang jauh-jauh dari Provinsi Riau demi mengambil ijazah buah hatinya yang bernama Jodi Ramadhansyah. Sarjana Akuntansi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis USK tersebut mengalami kecelakaan kerja saat workshop di Tarumajaya, Bekasi, 25 Maret 2025. Jodi mengembuskan napas terakhirnya pada tanggal 31 Maret 2025.
Saat nama Jodi diumumkan MC, Fitri naik ke atas panggung. Di depan Rektor, air matanya tumpah kembali. Sejak menginjakkan kaki memasuki gedung AAC, derai air mata sang ibu tak terbendung.
“Kecelakaan (kerja) mengakibatkan Papa dan Abang meninggal dunia. Cita-cita Abang Jodi mau jadi pramugara,” ungkap M. Dwi Fazri Syah.
Demikian kesaksian sang adik, mengenang abangnya yang terlebih dulu memenuhi janji-Nya. Jodi merupakan anak pertama dari empat bersaudara.
Satu-Satunya Wisudawan Disabilitas
Kisah haru lainnya juga datang dari Tuanku Muhammad Farras. Ia telah resmi menyandang gelar A.Md. Teknik Sipil. Farras satu-satunya wisudawan disabilitas. Saat prosesi wisuda berlangsung, Farras mengikuti sambil duduk di kursi rodanya. Ekspresi bahagia terpancar dari wajahnya.
“Saya ingin bermanfaat di bidang yang lebih luas untuk orang banyak. Karena selama ini saya dibantu banyak orang, jadi saya harus bisa membantu orang banyak,” kata Farras.
Keterbatasan fisik bukan halangan bagi anak dari pasangan Tuanku Edy Rinaldi dan Leni Marlina itu untuk aktif dan bermanfaat bagi sesama. Di sela-sela kuliah, Farras mengajar siswa SD hingga SMP. Ia juga menjadi guru ngaji bagi anak-anak PAUD. Selain itu, Farras juga punya usaha kue.
“Ke depan saya juga terpikir untuk melanjutkan pendidikan,” ungkapnya.
Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan, mengungkapkan rasa salut dan bangga atas capaian segenap wisudawan, telebih disabilitas. Menurutnya, pendidikan merupakan hak bagi segenap anak bangsa.
“USK sejak lama berada di garda terdepan sebagai kampus yang inklusif, menjadi rumah yang nyaman bagi pendidikan saudara kami yang disabilitas. Kelulusan Farras menjadi salah satu bukti akan itu,” kata Marwan.
“Dari perjalanan Jodi kita belajar, bahwa kesungguhan belajar hingga menjadi sarjana layak dijadikan motivasi bersama, untuk tidak lelah berjuang dan menggalai cita-cita. Kami mendoakan almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah Swt.,” ucap Marwan.
Wisudawan Asal Gambia
Salah satu wisudawan pada hari kedua ini adalah Isatou Kunjo yang berasal dari Gambia, Afrika. Ia resmi menyelesaikan studi Magister Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Dalam momen penuh haru dan kebanggaan tersebut, Isatou mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaannya atas pencapaian yang diraihnya.
“Saat ini saya merasakan campur aduk antara bahagia, lega, dan bangga. Ini merupakan perjalanan panjang yang penuh dengan kerja keras, malam tanpa tidur, dan dedikasi. Akhirnya bisa sampai di titik ini adalah pencapaian besar, dan saya sangat bersyukur atas pengalaman ini,” ungkap Isatou.
Ia juga membagikan salah satu tantangan terbesar selama menjalani studinya, yaitu manajemen waktu. Mengatur waktu secara efektif sangat menantang. Menyeimbangkan antara tugas, ujian, dan tanggung jawab pribadi tidak selalu mudah.
“Saya harus belajar untuk tetap terorganisir, menetapkan prioritas, dan terkadang membuat pengorbanan. Tetap fokus dan terus mengingat tujuan saya menjadi kunci untuk melalui masa-masa sulit,” katanya.
Ia tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada orang-orang terdekat yang telah mendukungnya selama ini.
“Saya sangat berterima kasih kepada keluarga saya atas dukungan tiada henti. Saya juga berterima kasih kepada para dosen dan teman-teman yang telah membantu saya selama studi. Bimbingan dan motivasi mereka sangat berarti bagi kesuksesan saya,” tuturnya.
Keberhasilan Isatou menjadi bukti nyata bahwa semangat, ketekunan, dan dukungan dari lingkungan sekitar dapat membawa seseorang meraih impiannya, bahkan jauh dari tanah kelahirannya. Universitas Syiah Kuala turut bangga dan mengucapkan selamat atas pencapaian luar biasa ini.[]