HeadlineLingkungan & Energi

Sumur Minyak Tua di Peureulak Aktif Kembali, PT ATKE Lakukan Pengiriman Perdana

Avatar
×

Sumur Minyak Tua di Peureulak Aktif Kembali, PT ATKE Lakukan Pengiriman Perdana

Sebarkan artikel ini
PT Aceh Timur Kawai Energi (ATKE)
Peusijuek dan sosialisasi PT Aceh Timur Kawai Energi (ATKE) selaku pengelola sumur minyak tua di Peureulak, Kamis (15/5/2025). đź“·: Dok. Humas Atim

ByKlik.com | Idi Rayeuk — PT Aceh Timur Kawai Energi (ATKE) mulai beroperasi kembali secara resmi di sumur minyak Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur. Hal itu ditandai dengan acara peusijuek (tepung tawar) dan sosialisasi PT ATKE yang digelar di lapangan Pertamina Ranto Peureulak, pada Kamis (15/5/2025).

Usai pemotongan pita, dilakukan pelepasan mobil tangki produksi minyak perdana PT ATKE ke Pangkalan Brandan. Acara ini turut dihadiri Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) dan PT Pembangunan Aceh (PT PEMA).

Sumur minyak tua yang diaktifkan kembali tersebut kini dikelola Pertamina KSO PT ATKE dan PT Aceh Timur Energi (ATEM). Langkah ini merupakan bentuk komitmen janji politik Bupati Aceh Timur Iskandar Usman Al-Farlaky dalam memberikan jaminan keamanan bagi setiap investor yang ingin menanamkan modalnya di kabupaten itu.

Bupati Al-Farlaky, dalam sambutannya menyampaikan bahwa investasi yang masuk ke daerah akan membawa dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Ia menyebut, Pemerintah Kabupaten Aceh Timur bersama Pemerintah Provinsi Aceh dan Pemerintah Pusat melalui Kementerian ESDM, mendukung penuh legalisasi dan pengelolaan kembali sumur-sumur tua, khususnya di wilayah yang memiliki sejarah panjang seperti Ranto Peureulak.

“Investasi bukan hanya membuka lapangan kerja, tapi juga mendorong pemberdayaan masyarakat. Namun demikian, setiap aktivitas perusahaan harus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal dan menyelesaikan persoalan dengan cara-cara musyawarah dan mufakat,” tegas Al-Farlaky.

Baca Juga  Di Tengah Penolakan, Panja RUU TNI akan Lanjutkan Pembahasan

Bupati juga mengulas sejarah panjang eksplorasi minyak di Peureulak, yang dimulai sejak masa Kesultanan Perlak dan dilanjutkan oleh pemerintah kolonial Belanda dengan berdirinya Perlak Petroleum pada tahun 1889.

Sejak saat itu, pengelolaan sumur minyak ini telah mengalami beberapa kali alih kelola, mulai dari perusahaan Amerika (Asamera Oil), Prancis (ConocoPhillips), hingga terakhir dikelola oleh PT Pacific Oil & Gas.

Kini, kata Al-Farlaky, pengelolaan kembali diambil alih oleh Pertamina dan bermitra dengan perusahaan PT ATKE dan badan milik usaha daerah (BUMD), yaitu PT ATEM.

“Di bawah perusahaan milik daerah kami, menjadikan PT Aceh Timur Kawai Energi ini diproyeksikan menjadi mitra strategis dalam mengembangkan potensi migas daerah dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Aceh Timur,” harapnya.

Lebih lanjut, Bupati juga menyoroti pentingnya menciptakan iklim investasi yang kondusif. Ia mengungkapkan bahwa masih banyak calon investor yang ragu untuk masuk ke Aceh Timur karena kendala soal keamanan dan penerimaan masyarakat.

“Saya minta dukungan dari seluruh pihak agar tidak ada lagi kesan bahwa Aceh menolak investasi. Siapa pun yang ingin masuk, dari negara mana pun, kita buka pintu. Yang penting semua harus taat aturan, bayar pajak, dan ikut membangun daerah,” ujarnya.

Baca Juga  Dunia Khawatirkan Kelanjutan Perdamaian di Gaza

Sementara itu, Direktur PT ATKE, Sayed Nouval, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas kesempatan untuk kembali ke tanah kelahirannya di Kecamatan Ranto Peureulak.

Ia mengaku semangatnya kembali tumbuh setelah melihat komitmen dan perhatian langsung dari Bupati Aceh Timur. “Bupati telah memberikan solusi yang sangat baik, demi kepentingan perusahaan dan masyarakat. Karena itu, izinkan kami kembali beroperasi di sini secara resmi dan legal,” tambahnya.

Lebih jauh, Sayed menegaskan, perusahaan nya berkomitmen menjalankan operasi yang berkelanjutan, tidak hanya dari aspek teknis dan ekonomi, tetapi juga sosial, lingkungan, dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). “Kami menempatkan aspek sosial dan lingkungan sebagai prioritas utama dalam setiap kegiatan.”

Ia juga menegaskan tidak melarang masyarakat yang ingin mengebor secara mandiri, namun meminta agar tidak ada pihak yang menduduki atau mengklaim sumur-sumur yang merupakan aset milik Pertamina dan Pemerintah Aceh Timur.

“Kami bekerja keras untuk menghidupkan kembali sumur-sumur ini agar dapat berproduksi dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Semoga ini menjadi awal bagi masa depan yang lebih cerah, khususnya bagi Rantau Peureulak dan Aceh Timur,” pungkasnya. []

Example 120x600