Ekonomi & BisnisHeadline

Sambal Sunti Aceh Tembus Pasar Digital, Tersedia Varian Ayam Suwir dan Kerang

Avatar
×

Sambal Sunti Aceh Tembus Pasar Digital, Tersedia Varian Ayam Suwir dan Kerang

Sebarkan artikel ini
Mila Rosa Apriliani, pemilik UMKM Nyunti, saat dikunjungi tim Kanwil Bea Cukai Aceh di lokasi usaha, Darul Imarah, Aceh Besar, Kamis (17/10/2025)
Mila Rosa Apriliani, pemilik UMKM Nyunti, saat dikunjungi tim Kanwil Bea Cukai Aceh di lokasi usaha, Darul Imarah, Aceh Besar, Kamis (17/10). đź“·: Dok. BC Aceh

ByKlik.com | Jantho — Asam sunti, olahan khas yang sejak lama telah menjadi bumbu andalan di dapur warga Aceh. Dari bahan tradisional khas Aceh Jaya itulah, lahir inovasi kuliner bernama Nyunti, sebuah UMKM kreatif yang mengolah sambal sunti dengan varian unik seperti ayam suwir dan kerang. Nyunti kini mulai mencuri perhatian pasar digital dan menunjukkan potensi untuk naik kelas.

Produk Nyunti menonjolkan inovasi pengolahan modern menggunakan teknologi retort—sebuah metode sterilisasi makanan pada suhu tinggi (121°C) dan tekanan tertentu. Proses ini memungkinkan produk tahan lama tanpa bahan pengawet, higienis, dan aman dikonsumsi, yang secara signifikan meningkatkan daya saing di pasar yang lebih luas.

Mila Rosa Apriliani, pemilik Nyunti, mengungkapkan harapannya terhadap dukungan pemerintah daerah. “Harapan kami, pemerintah daerah dapat terus mendukung UMKM seperti Nyunti, terutama dalam aspek bantuan permesinan dan pengembangan kapasitas,” ungkapnya.

Saat ini, lanjut Mila, Nyunti mampu memproduksi sekitar 300 kemasan sambal per hari, dengan memberdayakan empat tenaga kerja lokal. Pemasaran produknya dilakukan melalui berbagai platform digital, termasuk Shopee, serta akun media sosial Instagram dan TikTok dengan nama pengguna @nyunti.id.

Dalam pengelolaan usaha, Nyunti telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) usaha, mencatat keuangan secara terpisah, serta mengantongi izin Produksi Industri Rumah Tangga (PIRT) dan sertifikasi halal.

Baca Juga  Aceh Kirim Kontingen ke PON Bela Diri 2025, Ikuti 10 Cabor

Meskipun demikian, Nyunti masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti keterbatasan bahan baku, perluasan pasar, dan pengurusan legalitas usaha yang lebih kuat, seperti izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Hal tersebut disampaikan Mila di sela-sela kunjungan lapangan Agen Fasilitas Kanwil Bea Cukai Aceh bersama Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Meulaboh ke UMKM Nyunti yang berlokasi di Darul Imarah, Aceh Besar, pada Kamis (17/10/2025).

Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Hubungan Masyarakat Kanwil Bea Cukai Aceh, Muparrih, yang turut hadir dalam kunjungan tersebut, memberikan apresiasi terhadap produk ini. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari upaya Bea Cukai Aceh untuk menggali dan mendorong potensi UMKM agar mampu bersaing di pasar domestik maupun internasional.

Baca Juga  Pengamat Nilai Ada Operasi Politik Hancurkan Orang Kepercayaan Presiden

“Bukan hanya orang Aceh yang menyukai produk ini, saya sendiri orang Jawa pun sangat menikmati rasanya. Apalagi kalau dimakan dengan nasi panas, maknyus!” ujarnya.

Bea Cukai Aceh menegaskan komitmennya untuk menjadi mitra strategis UMKM. Program asistensi yang dilakukan tidak hanya terfokus pada aspek ekspor, tetapi juga pada penguatan daya saing dan peningkatan kualitas produksi. Hal ini bertujuan agar UMKM seperti Nyunti dapat terus berkembang dan menembus pasar nasional, bahkan internasional.

“Dengan mengedepankan inovasi dan cita rasa khas Aceh, Nyunti menjadi contoh kolaborasi yang efektif antara UMKM dan pemerintah dalam menghadirkan produk lokal yang berkualitas, berdaya saing, dan berpotensi menjadi ikon kuliner Aceh,” tutup Muparrih. []

Example 120x600