Byklik | Banda Aceh–Rumah Zakat mengajak seluruh masyarakat untuk terus membantu rakyat Palestina. Bantuan bisa berupa donasi kemanusiaan yang dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga kemanusiaan terpercaya di Indonesia. Bisa juga dalam bentuk doa agar rakyat Palestina segera terbebas dari cengkeraman Zionis Israel. Bantuan ini sangat penting untuk mengatasi krisis pangan dan ancaman kelaparan di Palestina.
Branch manager Rumah Zakat Aceh, Riadhi, mengatakan, serangan Israel terhadap Palestina sejak 7 Oktober 2023 telah merenggut banyak korban jiwa. Pengeboman bertubi-tubi telah menghilangkan rumah bagi banyak warga Palestina.
“Namun, setelah tahun berlalu, kondisi rakyat Palestina masih sama dengan kemarin. Gempuran demi gempuran masih terus mereka rasakan. Mereka harus hidup dalam ketakutan, kekurangan pangan, dan keterbatasan berbagai fasilitas,” kata Riadhi, Senin, 5 Mei 2025.
Rakyat Palestina tidak hanya kehilangan nyawa sanak keluarga mereka akibat pengeboman Israel. Mereka juga kehilangan rumah untuk bernaung dari cuaca ekstrem. Begitu juga dengan lahan pertanian mereka yang tidak bisa lagi digarap sehingga satu-satunya pengharapan mereka adalah bantuan dari pihak lain.
Namun, saat ini bantuan ke Palestina juga tak bisa dikirim karena blokade yang dilakukan Israel sejak 2 Maret 2025. Hal ini berdampak terhadap kelangsungan hidup anak-anak Palestina yang mengalami malnutrisi.
“Sekadar untuk mencari sesuap nasi saja mereka sangat kesulitan. Mereka tidur dengan kondisi perut yang kelaparan. Mari kita terus membantu mereka,” kata Riadhi.
Rumah Zakat mengajak masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam membantu rakyat Palestina. Bagi masyarakat yang ingin berdonasi bisa menyalurkan bantuan mereka dengan mengakses www.rumahzakat.org/palestina.
Baca juga: Anak-Anak Gaza di Ambang Kematian Akibat Blokade Israel
Mengutip lansiran aljazeera.com pada Senin, 5 Mei 2025, sebanyak 1,1 juta anak di Gaza tidak mendapatkan asupan makanan yang layak setiap harinya untuk bertahap hidup. Blokade Israel menyebabkan bantuan kemanusiaan tidak bisa masuk ke wilayah Jalur Gaza. Sebanyak 57 warga Palestina meninggal dunia akibat kelaparan.
Saat ini 80 persen penduduk Palestina hanya bisa bergantung pada bantuan internasional. Aktivis hak asasi manusia menuduh Israel menggunakan ‘kelaparan’ sebagai senjata perang.[]