ByKlik.com | Banda Aceh — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyoroti pentingnya rekonsiliasi dalam menjaga persatuan dan stabilitas nasional saat menjadi pembicara dalam diskusi panel St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Rusia, Jumat (20/6/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo mengangkat kisah rekonsiliasi antara dirinya dengan Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, yang dikenal luas sebagai Mualem. Ia mengungkapkan bahwa pada masa konflik Aceh, dirinya dan Mualem berada di pihak yang saling berhadapan—Prabowo sebagai perwira militer, dan Mualem sebagai Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
“Pemberontakan separatis di Aceh berlangsung sangat lama, hampir 30 tahun. Tapi bayangkan, mantan panglima GAM, yang dulu melawan kami selama lebih dari 25 tahun, kini bergabung dengan partai saya,” ujar Prabowo di St. Petersburg dilansir Humas Aceh, Minggu (22/6).
Ia menambahkan bahwa kisah tersebut merupakan bukti bahwa mantan musuh pun dapat bersatu demi masa depan yang lebih baik.
“Bahkan dia kini menjadi Gubernur Aceh, dan saya Presiden Indonesia. Ini menunjukkan bahwa persatuan bisa terwujud melalui rekonsiliasi,” ujarnya.
Sebagai mantan prajurit, Prabowo menegaskan bahwa ia memahami pentingnya menyelesaikan konflik melalui dialog dan bukan kekerasan. “Saya selalu berusaha, bahkan sejak dulu, untuk bernegosiasi. Lebih baik berbicara daripada saling membunuh,” tegasnya.
Pernyataan Presiden Prabowo tersebut mendapat sorotan karena menggambarkan contoh konkret keberhasilan rekonsiliasi nasional pascakonflik, serta menjadi pesan penting bagi dunia internasional mengenai pendekatan damai dalam menyelesaikan perbedaan. []