Byklik | Jantho—Pendiri dan Pembina PKBM Rumah Baca Aneuk Nanggroe (RUMAN) Aceh, Rizky Sopya dan Ahmad Arif, menyosialisasikan sistem belajar paket A, B, dan C kepada masyarakat Aceh Besar. Sosialisasi berlangsung di salah satu rumah warga di Gampong Kayee Kunyet, Kecamatan Blang Bintang, Aceh Besar, Jumat, 9 Mei 2025.
Pasangan suami istri ini menempuh jarak sekitar 20 kilometer dengan sepeda motor dari Kota Banda Aceh demi menyosialisasikan program tersebut.
“Salah satu warga, Tgk Adli, memfasilitasi momen spesial ini. Kita pun sangat semangat melihat antusiasme warga mengikuti sosialisasi pendidikan kesetaraan ini. Totalnya ada sekitar 30-an warga yang ikut sosialisasi,” kata Rizky, Sabtu, 10 Mei 2025.
Secara umum, informasi yang disampaikan meliputi jadwal pendaftaran paket yang dimulai sejak Mei hingga akhir Juli 2025. Setiap calon peserta yang ingin mendaftar perlu melampirkan syarat-syarat administrasi, yaitu salinan akta kelahiran, salinan kartu keluarga dan KTP. Mereka juga memaparkan keuntungan (benefit) yang diperoleh jika memiliki ijazah (setidaknya) hingga SMA.
“Kalau belum punya KTP, misalnya untuk calon peserta paket A yang setara dengan sekolah dasar, bisa menggunakan KTP orang tuanya,” kata Rizky.
Setelah semua proses pendaftaran selesai, peserta langsung bisa mengikuti kegiatan pembelajaran yang berlangsung di Sekretariat RUMAN Aceh di Gampong Punge, Kota Banda Aceh. Belajar berlangsung secara tatap muka dua kali dalam sebulan.
Baca juga: Warga Belajar PKBM RUMAN Dibekali Keterampilan Menulis Kreatif
Sementara itu, Ahmad Arif menambahkan, sosialisasi ini merupakan upaya jemput bola yang dilakukan oleh RUMAN Aceh. Sosialisasi dilakukan karena banyaknya jumlah warga belajar yang berasal dari kawasan tersebut.
Mayoritas warga yang menjadi target mengikuti pendidikan kesetaraan ini adalah mereka yang belajar di dayah tradisional. Sebagian juga ada beberapa pemuda yang putus sekolah karena beragam sebab.
“Yang putus sekolah paling banyak didominasi oleh faktor ekonomi. Soalnya, Kayee Kunyet ini termasuk zona merah pada masa konflik dulu. Kehidupan masyarakatnya mayoritas menengah ke bawah,” kata Ahmad Arif.
Ke depan, RUMAN Aceh berencana membuka kelas pembelajaran tatap muka di gampong tersebut melalui program Desa Pelajar. Program ini diinisiasi untuk memfasilitasi warga agar bisa belajar secara efektif dan efisien.[]