Byklik.com | Minahasa – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meresmikan program strategis ketenagalistrikan nasional bertajuk “Merdeka dari Kegelapan” yang dipusatkan di Desa Wolaang, Kecamatan Langowan Timur, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu, 29 Oktober 2025.
Program ini menjadi wujud nyata kehadiran negara dalam mewujudkan pemerataan energi hingga ke pelosok Tanah Air.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, program ini merupakan bagian dari visi besar Presiden Prabowo Subianto untuk menghadirkan keadilan energi bagi seluruh masyarakat Indonesia.
“Ini sangat penting karena merupakan wujud kehadiran negara dalam memberikan pemerataan akses energi. Ini adalah bagian dari cita-cita besar Presiden dalam Asta Cita,” ujar Bahlil.
Program Merdeka dari Kegelapan mencakup tiga kegiatan utama, yakni Bantuan Pemasangan Baru Listrik (BPBL) di Minahasa, peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Wairara berkapasitas 1 x 128 kilowatt (kW) di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), serta peresmian PLTMH Anggi Tahap I (1 x 150 kW) dan peletakan batu pertama PLTMH Anggi Tahap II (2 x 250 kW) di Pegunungan Arfak, Papua Barat.
Program BPBL terus menunjukkan hasil positif. Pada 2023 telah tersambung 1.000 rumah tangga, bertambah 550 rumah tangga pada 2024, dan menargetkan 2.700 sambungan baru pada 2025.
Di Kabupaten Minahasa, 20 rumah tangga telah menerima manfaat BPBL pada 2023–2024 dan akan bertambah 112 rumah tangga tahun ini.
Secara nasional, realisasi BPBL mencapai 155.429 rumah tangga pada 2024. Hingga September 2025, 135.482 rumah tangga telah teraliri listrik dari target 215.000 rumah tangga hingga akhir tahun.
Setiap paket BPBL meliputi instalasi listrik rumah (tiga titik lampu dan satu kotak kontak), sertifikat laik operasi, sambungan listrik 900 VA dari PLN, serta token perdana senilai Rp100.000.
Sementara itu, PLTMH Wairara di Sumba Timur menjadi contoh sukses pemanfaatan energi terbarukan berskala kecil. Sejak beroperasi pada November 2022, pembangkit ini memasok listrik untuk 105 pelanggan, termasuk sekolah, gereja, puskesmas, dan kantor pemerintahan.
Pembangkit tersebut mampu menghemat konsumsi 62.000 liter solar per tahun atau sekitar Rp1,24 miliar.
Di Papua Barat, PLTMH Anggi Tahap I dan II menjadi tonggak penting menuju daerah dengan pasokan listrik 100 persen berbasis energi baru terbarukan (EBT). Tahap I dengan kapasitas 150 kW telah beroperasi sejak Maret 2023 dan menjadi bagian dari program dedieselisasi, yaitu pengurangan ketergantungan terhadap pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Eniya Listiani Dewi menyebut, tambahan kapasitas pada Tahap II sebesar 2 x 250 kW akan menekan pemakaian BBM secara signifikan.
“Potensi penghematan BBM dari proyek ini mencapai Rp6,7 miliar per tahun. Berdasarkan perhitungan PLN, sejak beroperasi hingga kini proyek tersebut telah menghemat sekitar Rp17 miliar,” jelasnya.
Selain efisiensi energi, proyek ini juga mengintegrasikan sistem kelistrikan di wilayah Sururey, Demaisi, Taige, Catubouw, Menyambouw, Hink, dan Anggi Gida, sehingga memperluas akses energi bersih bagi masyarakat di wilayah terpencil.












