HeadlineTravel & Kuliner

Mengayuh Kebersamaan, Semangat Kekompakan Melestarikan Bidar

×

Mengayuh Kebersamaan, Semangat Kekompakan Melestarikan Bidar

Sebarkan artikel ini

Oleh Indah Rastika Sari*

Sinar matahari seakan menyambut kami, saat turun dari mini bus yang mengantarkan menuju Benteng Kuto Besak atau lebih familiar disebut dengan BKB. Kaki terus melangkah di antara BKB dan Tepian Sungai Musi sembari disambut pedagang kaki lima dengan aneka menu menggoda selera.

Langkah kaki tiba di gerbang utama yang berdiri ceria dengan warna cerah, kuning, merah, biru serta emas dan merah bata yang mencerminkan keanggunan dan kemegahan. Sosok Sibiduk yang tersenyum menyapa setiap pengunjung menjadi maskot utama dari Festival Perahu Bidar Tradisional 2025.

Gapura utama tempat dilaksanakannya Festival Perahu Bidar Tradisional 17 Agustus 2025 di tepian Sungai Musi Palembang, Sumatra Selatan. Foto: Indah Rastika Sari.

Dipandu pembawa acara, perhelatan telah belangsung sejak pagi dengan berbagai kegiatan di panggung utama. Di sudut kanan terlihat pedagang UMKM dengan produk dagangan yang sibuk melayani pembeli, sementara sebagian yang lain dengan sigap menawarkan dan menanti pembeli menghampiri.

Langkah terhenti di hadapan replika Perahu Bidar bewarna merah putih dengan tulisan di sebelah kanan HUT RI ke 80, dengan penasaran memperhatikan setiap detail ke dalam yang terdapat kayu bersusun rapi dan kokoh sebagai tempat duduk para pendayung yang mencerminkan kekompakan untuk melaju bersama.

Replika Perahu Bidar dengan warna khas Kemerdekaan Merah Putih. Foto: Indah Rastika Sari

Persis di hadapannya berdiri tenda dengan beraneka ragam pameran, di antaranya songket, perahu, rumah adat dan permainan Juki yang terus dilestarikan.

Setelah menikmati suasana, saya memutuskan naik ke panggung utama. Pengalaman pertama sedekat ini dengan Sungai Musi, sejauh mata memandang aliran Sungai Musi padat merayap dengan ketek/perahu kecil, perahu wisata, perahu hias, dan kapal patroli yang sigap berjaga memastikan kegiatan Festival Perahu Bidar berjalan lancar, dan bagi saya jelas bersyukur dapat melihat langsung Jembatan Ampera yang biasa hanya dilihat di layar.

Baca Juga  Mualem Suarakan Nasib Tenaga Non-ASN dan Mutasi Keluarga ASN ke BKN

Bagi masyarakat Palembang, Sungai Musi bukan hanya jalur sungai yang menghubungkan Seberang Ilir dan Seberang Ulu, namun juga urat nadi sejarah, ekonomi, wisata dan simbol kehidupan masyarakat Palembang dan Sumatera Selatan.

Di Sungai Musi pula sejarah Festival Perahu Bidar bermula dengan kisah yang sarat makna dan nilai budaya. Menurut beberapa catatan, perahu bidar yang dalam bahasa Melayu artinya Perahu Panjang telah masyhur sejak abad 17 yang digunakan Kesultanan Palembang Darussalam sebagai patroli sungai menjaga keamanan Sungai Musi sebagai jalur vital perekonomian dan transportasi.

Lomba Bidar dan Perahu hias menjadi agenda tahunan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan 17 Agustus. Masyarakat dari berbagai kawasan datang khusus untuk menyaksikan lomba perahu kebanggaan.

Semangat gotong royong, kebersamaan, dan kekeluargaan terlihat jelas dalam setiap kayuh menuju garis akhir. Tidak hanya memperebutkan juara, namun setiap kayuh dari para pendayung menyatu dalam kebersamaan dengan ikatan emosional persaudaraan yang kuat.

Lomba Perahu Hias memperingati HUT ke-80 RI

Penonton tidak kalah riuh, mendukung tim kebangganan. Anak kecil, orang dewasa khusus menyewa perahu untuk langsung melihat dari jarak dekat. Penonton yang di darat, dari segala usia sesak memadati tembok tepian Sungai Musi, setiap tim yang mendekati garis finish sorak sorai sahut bersahutan menggema.

Perahu Bidar kembali setelah selesai bertanding, diiringi perahu pendukung dan patroli dari petugas. Foto: Indah Rastika Sari

Setelah mencapai garis finish, air minuman gelas kemasan terlihat lalu lalang dilemparkan ke perahu perlombaan, air yang diberikan menjadi simbol kebersamaan dan kekompakan para pendukung yang disambut langsung tim perahu dengan senyuman lepas sembari melambaikan tangan ke arah penonton.

Dalam euforia kemenangan, sambil mengusap air mata, Bu Indah, istri Pak Jaka Bidar, tim  juara 1 mengungkapkan rasa haru bercampur syukur. Usaha suaminya dalam mengembangkan bakat, potensi anak muda disekitar tidak sia-sia. Waktu keluarga yang tersita sebanding dengan pencapaian.

Baca Juga  Cerita Programer Asal Aceh Menjadi Relawan Wisconsin Film Festival

“Sibuk sekali, tapi alhamdulillah kami sebagai keluarga selalu support, walaupun harus membagi waktu kami sangat memahami kesibukan beliau, karena ada hasil Alhamdulillah,” ucapnya.

Di Banda Aceh kami juga dapat menyaksikan kegiatan serupa, meski tidak sepenuhnya sama. Parade perahu hias menjadi salah satu agenda yang dinanti masyarakat di antara banyak kegiatan lainnya, walau tidak selalu ada dalam setiap perayaan 17 Agustus. Namun segala usia, dalam bahasa Aceh: chik putik tuha muda (pemimpin, generasi penerus, para orang tua dan generasi muda) seluruhnya berbaur menyaksikan berbagai kegiatan sebagai bentuk semangat persatuan yang selalu terus dijaga.

Skema Penjagaan Festival Bidar 2025 Diperketat

Berkaca dari pengalaman tahun lalu, Festival Bidar 2025 lebih diperketat penjagaannya. Tahun lalu, sempat terjadi insiden salah satu perahu peserta menabrak kapal tongkang dan perahu penonton.

“Untuk lomba tahun ini kami ingin lebih tertib, lebih aman, jangan sampai terulang seperti tahun kemarin,” ujar Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, sebelumnya.

Demi memastikan keamanan, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Palembang menutup sementara jalur pelayaran Sungai Musi mulai pukul 06.00 hingga 18.00 WIB saat hari pelaksanaan. Kasi Keselamatan Berlayar KSOP, Bintarto, menjelaskan bahwa berbagai pihak dilibatkan dalam pengamanan, mulai dari TNI AL, Polair, Basarnas, hingga Dinas Perhubungan dan Tagana.

“Kami menempatkan kapal pengamanan di titik start, finish, serta sisi kanan dan kiri arena lomba untuk memastikan jalannya festival tanpa gangguan,” jelasnya.

Dengan dukungan berbagai instansi, Festival Perahu Bidar diharapkan tak hanya menjadi tontonan budaya yang memukau, tetapi juga berlangsung aman dan nyaman bagi ribuan warga yang datang menyaksikan dari tepian Sungai Musi.[]

*Penulis adalah dosen Ilmu Komunikasi Universitas Serambi Mekkah

Example 120x600