Nasional

Massa Rusak dan Jarah Koleksi Museum Bagawanta Bhari Kediri

×

Massa Rusak dan Jarah Koleksi Museum Bagawanta Bhari Kediri

Sebarkan artikel ini

Byklik | Kediri–Paguyuban Belajar Seni Tosan Aji Nusantara prihatin dan sedih dengan aksi pengrusakan dan penjarahan selama unjuk rasa yang terjadi beberapa hari terakhir. Pengrusakan dan penjarahan bahkan dilakukan terhadap museum yang merupakan salah satu pusat pendidikan, penelitian, sekaligus penjaga sejarah dan identitas budaya bangsa.

Pada Sabtu, 30 Agustus 2025, sekelompok massa merusak dan menjarah Museum Bagawanta Bhari di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Selain bangunan yang rusak, sejumlah koleksi museum hilang dijarah. Sejumlah artefak yang hilang antara lain fragmen Kepala Ganesha dan tiga koleksi wastra kain batik. Selain itu, miniatur lumbung dan arca Bodhisatwa juga dirusak.

Ketua Paguyuban Belajar Seni Tosan Aji Nusantara, Agung Sedayu, mengungkapkan, unjuk rasa adalah hak masyarakat untuk menyampaikan aspirasi. Pihaknya mendukung dan menghormati unjuk rasa yang merupakan bentuk respons sekaligus dorongan kepada para penguasa negeri ini untuk memperbaiki diri dan menjalankan amanah kekuasaan yang diberikan rakyat.

Baca Juga  Lokakarya Bahan Bacaan GLN 2025 Hadirkan 177 Penulis Se-Indonesia

“Meski begitu, pengrusakan dan penjarahan fasilitas publik, termasuk museum, adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan,” kata Agung, Senin, 1 September 2025.

Paguyuban Belajar Seni Tosan Aji Nusantara berpandangan bahwa tujuan pendirian museum selain sebagai tempat menyimpan artefak dan benda-benda kuno, juga untuk mewariskan pengetahuan sejarah kepada generasi penerus bangsa. Pengrusakan dan penjarahan terhadap museum bisa menyebabkan hilangnya pengetahuan, warisan budaya, sekaligus pengetahuan yang terkandung di dalamnya. Dampaknya bisa fatal, bangsa ini bisa tercerabut dari akar sejarah dan budaya hingga berujung pada hilangnya jati diri bangsa kita.

Karena hal tersebut, Paguyuban Belajar Seni Tosan Aji Nusantara meminta seluruh masyarakat Indonesia yang menyampaikan aspirasi dan unjuk rasa secara damai, tidak melakukan pengrusakan dan penjarahan fasilitas publik maupun pribadi. Pihaknya juga meminta aparat keamanan, kepolisian maupun TNI, untuk menghentikan pendekatan represif dan kekerasan dalam pengamanan unjuk rasa.

Baca Juga  Pemerintah Mulai Salurkan Gaji ke-13

“Kami juga meminta pemerintah dan wakil rakyat untuk mendengarkan dan menjalankan aspirasi rakyat. Selain itu, juga meminta siapa saja yang mengambil artefak koleksi museum Bagawanta Bhari Kediri untuk segera mengembalikannya ke pihak museum,” kata Agung.

Selanjutnya, pihakny meminta kepolisian untuk mengusut dan mencari artefak koleksi museum Bagawanta Bhari Kediri untuk selanjutnya dikembalikan ke museum. Tak hanya itu, kepada seluruh masyarakat, budayawan, sejarawan, akademisi, perguruan tinggi, serta pemerintah daerah Kediri diminta untuk bekerja sama dan bergotong royong melakukan pemulihan dan menjaga museum Bagawanta Bhari.

“Kami mengajak semua pihak untuk merawat dan menjaga museum dan cagar budaya. Juga mendorong pemerintah untuk meningkatkan upaya konservasi, penyelamatan, perlindungan, serta pemeliharaan warisan sejarah dan budaya Nusantara secara berkelanjutan,” ujarnya.[]

Example 120x600