ByKlik.com | Banda Aceh — Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) melaporkan banjir meluas di 16 kabupaten/kota sejak 18–27 November 2025, berdampak pada 33.817 KK atau 119.988 jiwa, sementara 6.998 KK atau 20.759 jiwa terpaksa mengungsi. Cuaca ekstrem berupa hujan berintensitas tinggi, angin kencang, dan kondisi geologi labil memicu banjir, tanah longsor, serta tanah bergerak di berbagai wilayah.
Berdasarkan data yang dirilis dari situs resmi Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) disebutkan di Kabupaten Bener Meriah, seorang warga hilang terseret arus saat banjir bandang melanda Kecamatan Wih Pesam. Hujan deras juga memicu longsor di Timang Gajah, sementara banjir merendam 10 kecamatan. Hingga kini air belum surut di sebagian besar titik.
Sementara di wilayah Aceh Besar mulai terendam banjir dengan ketinggian 30–50 cm di 23 kecamatan dan menyebabkan 36 KK mengungsi. Di Kabupaten Pidie, banjir berdampak pada 12.853 jiwa dan memaksa 7.585 jiwa mencari perlindungan di posko karena air belum surut.
Curah hujan tinggi memicu banjir di Pidie Jaya dan Bireuen, berdampak pada lebih dari 24 ribu jiwa. Ketinggian air mencapai 30–100 cm dan BPBA menyebut kondisi banjir di dua wilayah tersebut masih bertahan hingga laporan terakhir.
Di Lhokseumawe, hujan lebat berhari-hari menyebabkan banjir dan longsor di empat kecamatan. Sementara itu, Aceh Timur mencatat hampir 30 ribu jiwa terdampak banjir dan 2.456 jiwa mengungsi. Beberapa rumah dilaporkan rusak berat hingga ringan.
Banjir juga terjadi di Langsa, Gayo Lues, Aceh Barat, dan Subulussalam, dengan air kiriman dari perkebunan serta meluapnya sungai memperburuk kondisi. Ribuan keluarga terdampak dan sebagian besar wilayah masih tergenang.
Di Aceh Singkil, luapan Sungai Lae Cinendang merendam 11 kecamatan dengan ketinggian air 50–80 cm. Di Aceh Utara, banjir dan erosi tebing sungai berdampak pada hampir 4.000 jiwa dan membuat lebih dari seribu warga mengungsi.
BPBA menyampaikan bahwa delapan kabupaten/kota kini telah menetapkan status darurat bencana hidrometeorologi. Pemerintah daerah diminta mengaktifkan posko darurat, mengevakuasi warga, menyiapkan logistik, serta melakukan kaji cepat. Masyarakat diimbau segera mengungsi ke tempat aman, mematikan listrik dan gas, serta terus memantau informasi resmi.












