ByKlik.com | Jakarta — Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih (KDMP) di Klaten, Jawa Tengah, pada Senin (21/7/2025). Sehari setelah peluncuran tersebut, Kopdes Merah Putih sudah dapat mengakses pendanaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari perbankan milik negara.
Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) sekaligus Koordinator Ketua Pelaksana Harian Satgas Percepatan Pembentukan Kopdes Merah Putih, Ferry Juliantono, menjelaskan bahwa pada 21 Juli 2025, seluruh proses pembentukan Kopdes dipastikan selesai.
“InsyaAllah pada 21 Juli 2025 seluruh pembentukan sudah selesai. Kemudian, mulai 22 Juli, Kopdes Merah Putih sudah bisa mengakses pendanaan melalui KUR dari Bank Himbara,” ujar Ferry dalam keterangan resmi, dilansir InfoPublik, Senin (21/7).
Ferry menambahkan bahwa pembiayaan awal untuk koperasi akan disalurkan melalui KUR khusus dengan plafon hingga Rp3 miliar per koperasi. Suku bunga yang dikenakan sebesar 6 persen, dengan tenor 6 tahun untuk modal kerja dan 10 tahun untuk investasi. Pemerintah juga mengusulkan masa tenggang (grace period) selama 6 bulan untuk memberikan ruang adaptasi bagi koperasi di tahap awal operasional.
“PMK (Peraturan Menteri Keuangan) sedang difinalisasi di Kementerian Keuangan. Kemudian, tadi kita menyelesaikan petunjuk teknis untuk operasionalisasi apotek desa atau klinik desa. Dalam waktu dekat Peraturan Menteri ESDM terkait distribusi gas LPG 3 Kilogram juga akan segera terbit,” tambah Wamenkop.
Skema Pembiayaan Libatkan Tiga Pihak
Terkait skema pembiayaan Kopdes ini, Wamenkop menjelaskan akan melibatkan kerja sama tiga pihak, yaitu koperasi itu sendiri, distributor/supplier, dan bank penyalur. Nantinya, Kopdes akan mengajukan pembiayaan kepada Bank Himbara atau BSI sesuai kebutuhannya. Setelah itu, perbankan akan melakukan peninjauan kelayakan usaha untuk menentukan jumlah pembiayaan yang disetujui.
Seluruh 103 percontohan atau mockup Kopdes Merah Putih dipastikan telah siap, baik dari sisi ekosistem bisnis maupun skema pembiayaannya. Melalui percontohan ini, diharapkan koperasi-koperasi lain yang akan hadir secara daring dalam peluncuran dapat mereplikasi manajemen operasionalnya sehingga operasional Kopdes dapat berjalan dengan baik setelah peluncuran.
Dipastikan pula bahwa seluruh BUMN yang terlibat telah menyiapkan distribusi produk dan layanan ke gerai-gerai yang akan dikelola oleh Kopdes.
“Pada Oktober nanti, 103 percontohan ini akan menjadi model operasional. Target kami pada 28 Oktober, seluruh koperasi sudah benar-benar berjalan,” kata Ferry.
Pendampingan Bisnis oleh BRI
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) akan mengoptimalkan program pendampingan bisnis melalui Rumah BUMN dan Desa BRILiaN untuk menjawab tantangan kapasitas manajerial dalam pengelolaan koperasi dan mendukung inisiatif Kopdes Merah Putih.
Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menyatakan bahwa melalui kedua program ini, para pengurus koperasi akan didampingi dalam menyusun pembukuan usaha, mengelola arus kas, dan menerapkan tata kelola yang lebih profesional. Untuk memperkuat fondasi kelembagaan koperasi, BRI juga terus mendorong koperasi yang memiliki potensi produk lokal untuk memperluas jangkauan pasarnya.
“Bank tidak hanya memberikan akses pembiayaan, tapi juga bisa me-leverage bisnis yang ada. Misalnya, di desa mereka memiliki produksi kerajinan atau produk spesifik yang ingin diekspor, BRI bisa memfasilitasi melalui mekanisme business matching,” kata Hery seperti dikutip dari ANTARA.
Selain kapasitas manajerial, Hery memandang bahwa tantangan lain dalam pengelolaan koperasi adalah transparansi dalam pencatatan keuangan. Sebagai bagian dari penguatan ekosistem Kopdes Merah Putih, BRI juga memaksimalkan peran Agen BRILink yang kini telah tersebar di lebih dari 1,2 juta titik di seluruh Indonesia.
Melalui layanan Agen BRILink, koperasi dapat menjalankan berbagai transaksi keuangan, seperti setor dan tarik tunai, top-up, pembayaran tagihan hingga cicilan. Layanan ini akan makin memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan keuangan dengan lebih dekat, murah, dan inklusif.
Hery menyampaikan bahwa BRI mendukung penuh Kopdes Merah Putih sebagai bagian dari Asta Cita Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat kemandirian ekonomi pedesaan. Kopdes hadir sebagai solusi untuk memperkuat struktur ekonomi perdesaan sekaligus melindungi masyarakat dari jeratan pinjaman online ilegal hingga praktik rentenir yang merugikan.
Inisiatif ini diharapkan memberikan kemudahan akses pembiayaan sekaligus mendorong terbentuknya ekosistem usaha yang sehat, produktif, dan mandiri di tingkat desa.
Hery menjelaskan bahwa sejak Program Kopdes Merah Putih mulai digaungkan, BRI telah merancang model pembiayaan yang sehat dan memiliki risiko pengembalian dana yang terjaga. Adapun skema pembiayaan disusun menyesuaikan kebutuhan modal kerja berdasarkan skala usaha (kecil, menengah, atau besar) dan dihitung sesuai dengan estimasi omzet bisnis. []