ByKlik.com | Banda Aceh — Kepala Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA) Nasri Djalal didampingi Sekretaris BPMA dan Deputi Perencanaan menghadiri undangan makan siang dari Paduka Yang Mulia (PYM) Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al-Haytar, di Meuligoe Banda Aceh, Kamis (29/05/2025).
Pertemuan ini membahas berbagai isu strategis sektor hulu migas di Aceh, termasuk capaian kinerja dan rencana pengembangan ke depan.
Pada kesempatan tersebut, Kepala BPMA memaparkan progres kegiatan BPMA periode Januari-Mei 2025, di antaranya capaian produksi migas di atas target–produksi minyak dan gas bumi di Wilayah Kerja (WK) BPMA pada kuartal I 2025 melebihi target sebesar 116%.
Selanjutnya, finalisasi kerja sama dengan SKK Migas–BPMA sedang menyelesaikan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan SKK Migas untuk pengelolaan WK di atas 12 mil, pengalihan Blok Rantau–Proses finalisasi pengalihan Blok Rantau sebagai WK BPMA tengah dilakukan bersama Ditjen Migas, SKK Migas, dan Pertamina.
Kemudian, Peraturan Sumur Masyarakat–BPMA terlibat aktif dalam penyusunan dan finalisasi Peraturan Menteri (Permen) ESDM terkait sumur migas yang dikelola masyarakat, pencairan dana Signature Bonus–BPMA sedang memproses sisa dana Signature Bonus sebesar USD 825.000 yang menjadi hak Pemerintah Aceh.
Terakhir, usulan Participating Interest (PI) 10% untuk Blok Andaman I, BPMA mengusulkan kepada Gubernur Aceh agar meminta bagian 10% PI ke Kementerian ESDM untuk Blok Andaman I.
“Kami akan terus melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Pemerintah Aceh guna memperkuat sinergi dalam pelaksanaan pembangunan pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat, serta pengelolaan hulu migas yang berkelanjutan demi kesejahteraan masyarakat Aceh,” kata Nasri Djalal dilansir Humas BPMA, Jumat (30/5).
PYM Wali Nanggroe menyambut baik capaian kinerja BPMA dan memberikan dukungan penuh. “BPMA harus fokus pada kesejahteraan masyarakat Aceh. Jika ada kendala di tingkat kementerian atau presiden, saya siap menjembatani,” tegas Malik Mahmud.
Pertemuan ini juga dihadiri sejumlah investor migas yang tertarik menanamkan modal di Aceh, menunjukkan makin terbukanya peluang investasi di sektor energi wilayah tersebut. []