ByKlik.com | Lhoksukon — Ikatan Guru Indonesia (IGI) menunjukkan aksi cepat tanggap dengan mendistribusikan bantuan logistik kepada guru dan warga sekolah yang terdampak parah oleh banjir bandang di Aceh Utara. Melalui program IGI Peduli, Pengurus Daerah (PD) IGI Aceh Utara langsung menyalurkan bantuan pada Selasa (9/12/2025), berfokus pada wilayah dengan kerusakan terparah.
Ketua PD IGI Aceh Utara, Qusthalani, memimpin rombongan mengunjungi Gampong Lueng Tuha, Kecamatan Tanah Jambo Aye, yang menjadi salah satu pusat kerusakan. Di lokasi tersebut, mereka disambut suasana memilukan, rumah-rumah warga rata dengan tanah dan lahan sawah berubah menjadi aliran sungai.
Bantuan diserahkan langsung kepada Durisman, seorang guru SMA Negeri 2 Langkahan, yang rumahnya hancur diterjang banjir. Qusthalani menyampaikan keprihatinannya atas kondisi di lapangan.
“Warga dan guru-guru di sini mengalami kondisi yang sangat berat. Ada yang bertahan di pohon ketika air datang tiba-tiba, ada yang mengungsi ke meunasah yang hampir roboh. Bahkan mereka sempat dua hari tidak makan, hanya minum air hujan dan air banjir,” ujar Qusthalani kepada ByKlik, usai penyaluran bantuan.
Akses yang terputus membuat masyarakat di kawasan tersebut terisolir. Hingga saat ini, listrik belum menyala dan penyaluran kebutuhan pokok masih belum memadai. Kondisi ini sangat kontras dengan wilayah lain di Aceh Utara yang mulai pulih pascabanjir.
“Kalau kami sendiri, meski rumah juga terendam sedada, listrik sudah ada walau terbatas, air bersih sudah kembali, makanan tersedia, dan internet mulai hidup. Kami jauh lebih beruntung dibandingkan saudara-saudara kita di sini,” tambahnya.
Fasilitas Pendidikan Hancur Total
Selain Lueng Tuha, rombongan IGI Aceh Utara juga menyambangi SMA Negeri 2 Tanah Jambo Aye. Kepala Sekolah, Fitri Yeni, yang juga anggota IGI Aceh Utara, melaporkan bahwa kerusakan di sekolah sangat parah. Seluruh administrasi, dokumen penting, dan sarana prasarana sekolah mengalami rusak berat akibat terendam banjir.
Bangunan sekolah masih dipenuhi lumpur tebal, dan tim IGI Aceh Utara menyatakan sulit memprediksi kapan kegiatan belajar mengajar bisa kembali normal.
“Kami lihat sendiri kondisi sekolahnya. Rusaknya bukan hanya ringan. Semua peralatan, dokumen, dan fasilitas pendidikan benar-benar hancur. Kami tidak tahu kapan anak-anak bisa kembali belajar normal,” kata tim IGI Aceh Utara.
Qusthalani menegaskan bahwa bantuan yang disalurkan adalah wujud semangat solidaritas guru-guru seluruh Indonesia yang tergabung dalam IGI.
“IGI Peduli ini adalah bentuk gotong royong guru Indonesia untuk saling menguatkan. Namun tentu ada pihak yang lebih berwenang dan bertanggung jawab, yaitu pemerintah. Rakyat Indonesia berhak mendapatkan perlindungan sesuai amanah undang-undang,” tegasnya.
IGI berharap pemerintah daerah maupun pusat dapat mempercepat upaya pemulihan di wilayah terdampak, khususnya dalam memastikan akses logistik, listrik, air bersih, dan layanan pendidikan kembali tersedia bagi masyarakat. []












