Byklik | Kyiv – Foto satelit yang dianalisis oleh Associated Press pada Rabu, 4 Juni 2025 menunjukkan tujuh pesawat pengebom hancur di landasan pangkalan udara Rusia di Siberia timur. Salah satu target yang diklaim Ukraina berhasil diserang dalam operasi drone rahasia.
Gambar yang disediakan oleh Planet Labs PBC memperlihatkan puing-puing pesawat dan area yang hangus di Pangkalan Udara Belaya, salah satu instalasi utama bagi kekuatan pengebom jarak jauh Rusia. Dalam citra tersebut, setidaknya tiga pesawat Tu-95 dan empat Tu-22M tampak hancur.
Pesawat-pesawat itu diparkir di apron dekat landasan pacu yang dikelilingi padang rumput. Beberapa pesawat lain di pangkalan tersebut terlihat tidak mengalami kerusakan.
Ukraina mengklaim bahwa total 41 pesawat tempur Rusia, termasuk pengebom strategis dan jenis pesawat tempur lainnya, dihancurkan atau rusak dalam operasi pada Minggu lalu. Pejabat Ukraina menyatakan bahwa serangan tersebut telah direncanakan selama 18 bulan dan menjadi pukulan telak bagi kekuatan udara Rusia serta citra militernya.
Tu-95 adalah pesawat turboprop bermesin empat yang mampu menjalankan misi antarbenua. Pesawat ini dirancang pada era 1950-an untuk menandingi pengebom B-52 milik Amerika Serikat. Sementara itu, Tupolev Tu-22M merupakan pengebom supersonik bermesin ganda dengan desain sayap menyapu ke belakang.
Rusia diketahui telah menggunakan pesawat-pesawat berat ini untuk meluncurkan serangan rudal jelajah ke berbagai wilayah Ukraina sejak invasi besar-besaran dimulai pada Februari 2022. Hingga kini, masih sulit untuk memverifikasi secara independen tingkat kerusakan secara keseluruhan. Pemerintah Rusia menyatakan bahwa klaim Ukraina tersebut dilebih-lebihkan.
Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan bahwa serangan tersebut menyebabkan beberapa pesawat terbakar di pangkalan udara di wilayah Irkutsk dan Murmansk, namun api berhasil dipadamkan. Rusia juga menyatakan bahwa Ukraina mencoba menyerang dua pangkalan udara lainnya di wilayah barat Rusia serta satu lagi di wilayah Amur, Rusia Timur Jauh, namun serangan-serangan itu berhasil digagalkan.
Presiden Rusia Vladimir Putin belum memberikan komentar terkait insiden ini. [AFP]