Byklik.com | Lhokseumawe – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Lhokseumawe terus memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah dan mitra strategis untuk menjaga stabilitas harga sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.
Bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), BI Lhokseumawe gencar melakukan koordinasi, termasuk melalui High Level Meeting (HLM) akhir Agustus lalu yang dihadiri Wali Kota Lhokseumawe, jajaran Forkopimda, dan anggota TPID lainnya.
Sebagai tindak lanjut, TPID menggelar 11 kali pasar murah, pasar tani, serta pasar murah beras sepanjang 26 Agustus hingga 18 September 2025.
Operasi pasar dan sidak juga dilakukan untuk memastikan keterjangkauan harga kebutuhan pokok. Bersama Bulog, TPID mendistribusikan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk menjaga ketersediaan stok di masyarakat.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Kota Lhokseumawe pada Agustus 2025 sebesar 4,32 persen (yoy), dengan komoditas penyumbang utama bawang merah, daging ayam ras, beras, cabai merah, dan ikan bandeng.
Dalam paparannya, Senin, 22 September 2025, Kepala Perwakilan BI Lhokseumawe, Prabu Dewanto, menegaskan pihaknya terus mengoptimalkan strategi pengendalian inflasi.
“BI bersama TPID akan memperkuat sinergi melalui strategi 4K, yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif. Dukungan masyarakat menjadi kunci keberhasilan pengendalian inflasi,” ujar Prabu.
Selain menjaga inflasi, BI Lhokseumawe juga fokus mendukung pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan UMKM. Sebanyak 27 UMKM binaan rutin mendapatkan pembinaan dan pendampingan agar mampu bersaing di tingkat nasional hingga internasional.
BI juga memberdayakan kelompok pra-UMKM untuk memperluas inklusi keuangan dan mendukung mereka naik kelas.
Dukungan BI terhadap ekonomi daerah diperkuat melalui pengembangan ekonomi syariah.
Pelatihan kemandirian pondok pesantren, sertifikasi halal produk, penguatan literasi keuangan syariah, hingga pengembangan Zona KHAS (Kuliner Halal Aman Sehat) menjadi bagian dari program berkelanjutan.
Dari sisi sistem pembayaran, digitalisasi terus digencarkan. Hingga Juli 2025, terdapat lebih dari 89 ribu merchant di wilayah kerja BI Lhokseumawe yang memanfaatkan QRIS, dengan volume transaksi mencapai 5,53 juta dan nilai transaksi Rp567,8 miliar.
BI juga meluncurkan program piloting QRIS Dinamis PBB 2.0 bekerja sama dengan Pemkot Lhokseumawe untuk mendorong elektronifikasi transaksi pemerintah daerah.
Langkah sinergis tersebut diharapkan mampu menjaga daya beli masyarakat, memperluas akses pasar bagi pelaku usaha, dan menciptakan ekosistem ekonomi yang sehat dan inklusif di Kota Lhokseumawe.