Politik

Bawaslu RI Gelar Bedah Buku Srikandi Mengawasi di Aceh

×

Bawaslu RI Gelar Bedah Buku Srikandi Mengawasi di Aceh

Sebarkan artikel ini

Byklik | Banda Aceh–Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI mengadakan bedah buku Srikandi Mengawasi: Kisah Perempuan Pengawas Pemilu dalam Mengawasi Pemilu 2024. Bedah buku ini diikuti oleh para perserta dari kalangan pemantau dan pegiat pemilu di Aceh, mahasiswa, LSM, jurnalis, dan organisasi perempuan. Kegiatan ini berlangsung di Hoco Cafe, Banda Aceh, Rabu, 30 Juli 2020.

Buku Srikandi Mengawasi berisikan 30 tulisan inspiratif yang ditulis oleh para “srikandi” Bawaslu dari seluruh provinsi di Indonesia. Melalui sudut pandang personal dan profesional, para penulis menyuarakan tantangan, perjuangan, serta kontribusi nyata perempuan dalam menjaga integritas dan keadilan pemilu. Dua dari tiga puluh penulis dalam buku ini merupakan anggota Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Provinsi Aceh, yakni Maitanur dan Safwani.

Maitanur adalah Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi, dan Hubungan Masyarakat, sedangkan Safwani adalah Koordinator Divisi Penanganan, Pelanggaran, Data, dan Informasi. Keduanya membuat tulisan yang masing-masing berjudul “Mendongkrak Partisipasi Perempuan Aceh di Pemilu 2024” dan “Menegakkan Keadilan di Negeri Bekas Konflik Berujung Diancam Diculik”.

Baca Juga  Mantan Bupati Aceh Utara Cek Mad Diberhentikan sebagai Kader Partai Aceh, Terkait PAW DPRA?

Tenaga Ahli Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat Bawaslu RI, Aprianti Marwah, dalam sambutannya saat membuka kegiatan tersebut mengatakan, bedah buku ini akan digelar di delapan provinsi di berbagai wilayah Indonesia. Bawaslu memilih Aceh sebagai titik pertama berlangsungnya bedah buku Srikandi Mengawasi sebagai representasi dari spirit perjuangan Laksamana Malahayati dari Aceh.

“Melalui buku ini Bawaslu berharap semangat dan nilai-nilai yang tertuang dalam buku ini menginspirasi lebih banyak perempuan untuk berani mengambil peran strategis dalam mengawal demokrasi Indonesia,” katanya.

Bedah buku ini juga merupakan salah satu kegiatan diseminasi sekaligus untuk memfasilitasi ruang dialog antara Bawaslu, tokoh perempuan, dan masyarakat untuk memperkuat perspektif serta membuka ruang kolaborasi di masa mendatang. Yang paling penting katanya, buku ini akan menjadi rekam jejak sejarah yang berisi berbagai cerita dan pengalaman di lapangan para perempuan pengawas pemilu di Indonesia selama penyelenggaraan Pemilu 2024.

Bawaslu RI menghadirkan dua narasumber untuk membedah buku ini, yaitu pegiat pemilu sekaligus mantan anggota Bawaslu DKI Jakarta periode 2018–2023, Dr. Sitti Rakhman, dan akademisi UIN Ar-Raniry, Prof. Eka Srimulyani. Keduanya mengulik buku ini dari aspek teknis dan memberi penekanan yang mendalam pada substansi buku tersebut.

Baca Juga  Berakhir 2027, Wagub: Aceh Sangat Bergantung pada Dana Otsus

Secara umum, narasumber memaparkan bahwa buku ini tak hanya menjadi dokumen sejarah yang merekam salah satu perjalanan besar bangsa ini dalam mewujudkan Indonesia yang demokratis. Namun, cerita-cerita di dalamnya juga sangat inspiratif dan reflektif. Buku ini bergenre autoetnografi yang menggabungkan antara penelitian etnografi dengan refleksi diri penulis melalui metode kualitatif.

Terdapat sejumlah topik yang diangkat dalam buku ini, di antaranya, peran perempuan pengawas pemilu dalam menciptakan pemilu yang inklusif, motivasi dan aksi penulis menjadi pengawas pemilu, tantangan gender dalam menjalankan tupoksi pengawasan pemilu, inovasi dan strategi dengan perspektif perempuan dalam pengawasan pemilu, kolaborasi dengan komunitas untuk meningkatkan partisipasi dan dukungan dan sosial dalam pengawasan pemilu, pengalaman berhadapan dengan konflik, danerjuangan melawan politik uang dan/atau politik identitas.[]

Example 120x600