Uncategorized

Balai Syura Peringati Seperempat Abad Hari Jadi Bersama Perempuan Korban Konflik di Aceh Besar

×

Balai Syura Peringati Seperempat Abad Hari Jadi Bersama Perempuan Korban Konflik di Aceh Besar

Sebarkan artikel ini
Salah satu warga tak kuasa menahan tangis saat menceritakan kisah pilu masa konflik. Foto: Ihan Nurdin

Byklik | Jantho—Puluhan perempuan di Gampong Siron Blang, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, mengikuti psikoedukasi Puspaga dalam rangka memperingati ulang tahun ke-25 Balai Syura Ureung Inong Aceh (BSUIA). Kegiatan ini dilaksanakan oleh  BSUIA bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Aceh (DP3A), ‘Aisyiyah Aceh, dan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Aceh.

Presidium BSUIA, Amrina Habibi, mengatakan, Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) merupakan layanan 24 jam yang dibentuk oleh DP3A. Melalui layanan ini, masyarakat dapat berkonsultasi dan belajar mengenai hal apa saja yang berkaitan dengan penguatan keluarga.

“Kegiatan ini harapannya menjadi ruang berbagi cerita dan bersuara bagi perempuan sehingga dapat berdampak pada penguatan perempuan, khususnya di Siron dan Aceh Besar pada umumnya,” kata Amrina.

Amrina mengatakan, tujuan memperingati seperempat abad lahirnya BSUIA di Gampong Siron Blang untuk mengenang dan memperbarui serta menguatkan kembali semangat dan visi lahirnya BSUIA. Organisasi ini lahir dari mandat pelaksanaan Duek Pakat Ureung Inong Aceh (DPIA) I pada tahun 2000 silam.

Saat ini BSUIA memiliki 17 simpul cabang yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di Aceh, seperti Aceh Barat Daya dan Aceh Besar. Kegiatan ini juga untuk mengadvokasi pemenuhan hak perempuan yang menjadi salah satu rekomendasi DPIA V beberapa waktu lalu.

Baca Juga  DPRA Tetapkan Lima Anggota Komisi Informasi Aceh Periode 2025–2029

Adapun Siron Blang dipilih berdasarkan rekomendasi dari BSUIA Aceh Besar. Di masa lalu, gampong ini merupakan salah satu daerah basis konflik di Wilayah Aceh Besar. Banyak warga setempat yang anggota keluarganya menjadi korban keganasan konflik. Bahkan,  salah satu warga mengatakan jika ayahnya sampai sekarang tidak diketahui rimbanya. Di sisi lain, mereka juga belum mendapatkan pemulihan psikososial yang memadai.

Momen psikoedukasi tersebut digunakan beberapa warga untuk “curhat” mengenai ganjalan-ganjalan hati mereka yang selama puluhan tahun terpendam di hati. Khususnya yang berkaitan dengan trauma konflik masa lalu.

“Balai Syura merupakan salah satu motor penggerak perempuan Aceh yang juga fokus pada isu ketahanan keluarga. Ini merupakan salah satu isu strategis yang harus kita kolaborasikan bersama. Perempuan kepala keluarga dengan berbagai latar kerentanan tentunya memiliki tingkat kerumitan yang tinggi dalam mengurus rumah tangga, mengasuh anak, plus harus menjalankan peran-peran sosial,” kata Amrina.

Melalui kegiatan ini harapannya dapat menjadikan Siron Blang sebagai pilot project gampong binaan dalam membangun ketahanan keluarga yang terintegrasi dengan isu-isu terkait lainnya. Gampong yang kuat menurut Amrina harus ditopang oleh keluarga yang sejahtera, yang terbangun dari perempuan atau ibu yang bahagia di rumah tangga.

Baca Juga  Pemprov Percepat Penyerahan Aset RS Regional Aceh Tengah

Melalui kegiatan ini, Balai Syura juga mengidentifikasikan sejumlah persoalan yang dihadapi warga Gampong Siron Blang. Di antaranya, belum adanya jaringan irigasi di gampong tersebut. Warga hanya bisa bersawah setahun sekali dengan sistem tadah hujan. Ironisnya, gampong ini hanya terletak selemparan batu dari Waduk Keuliling yang selama ini menjadi sumber air bagi sebagian areal persawahan di Aceh Besar.

Sarana air bersih seperti PDAM juga belum tersedia. Warga setempat masih mengandalkan air sumur untuk memenuhi kebutuhan air mereka. Untuk minum, warga umumnya membeli air isi ulang. Padahal, di sini juga terdapat sungai yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber air untuk PDAM.

Warga juga mengalami kendala untuk mencapai puskesmas yang jaraknya berkilo-kilometer di jalan lintas nasional. Sementara bidan desa yang ditempatkan di gampong mereka juga tidak menetap di sana. Akses internet yang belum menjangkau daerah ini seolah menjadi pelengkap bagi sejumlah persoalan di Gampong Siron Blang.

Selain Amrina, kegiatan ini juga dihadiri oleh dua dewan presidium BSUIA lainnya, yaitu Rukiyah Hanum dan Asmawati, serta staf sekretariat BSUIA, Jossie Joesman. Hadir juga Ketua Iwapi Aceh, Camat Kuta Cot Glie, Keuchik Siron Blang bersama tuha peut gampong.[]

Example 120x600