Byklik.com | Lhokseumawe — Memasuki hari ke-13 pascabanjir besar, Posko Utama Banjir Aceh Utara mencatat 126 jiwa meninggal dunia, 90 hilang, dan 71 luka-luka. Jumlah pengungsi juga masih sangat besar, mencapai 259.021 jiwa (73.303 KK), termasuk kelompok rentan seperti 591 ibu hamil, 3.018 balita, 3.147 lansia, dan 201 penyandang disabilitas yang membutuhkan penanganan khusus.
Selain menelan korban jiwa, banjir dan longsor juga memicu kerusakan dahsyat di berbagai sektor. Sebanyak 69.509 rumah rusak dan 532 unit hilang, sementara wilayah terdampak banjir telah mencapai 275.139 jiwa (83.569 KK) yang tersebar di 471 lokasi pengungsian.
Fasilitas kesehatan turut terdampak parah. Data sementara menunjukkan 24 puskesmas, 1 rumah sakit, 23 pustu, dan 6 posyandu mengalami kerusakan dari ringan hingga berat akibat terjangan air dan longsoran material.
Kerusakan juga meluas ke sektor pendidikan dan keagamaan. Banjir merusak 369 sekolah, 32 masjid, 16 meunasah, serta 211 pondok pesantren atau dayah. Infrastruktur umum tidak luput dari kerusakan, dengan 124 ruas jalan, 12 irigasi, 68 titik sungai, dan 50 jembatan terdampak.
Di tengah situasi tersebut, Bupati Aceh Utara H. Ismail A Jalil, MM (Ayah Wa) memastikan bahwa stok beras bantuan masih cukup selama masa tanggap darurat. Penyaluran dilakukan melalui kecamatan dan dikoordinasi para camat, termasuk yang berlangsung di lokasi pengungsian Blang Peuria, Kecamatan Samudera, Kamis (4/12/2025).
“Kami fokus pada pencarian korban, evakuasi, dan penanganan pengungsi. Semua kelompok rentan sedang kami prioritaskan,” kata Ayah Wa.
Melihat besarnya jumlah korban serta kerusakan infrastruktur, Ayah Wa menegaskan bahwa Aceh Utara sangat membutuhkan dukungan lebih luas dari berbagai pihak. “Kami mengajak relawan dalam dan luar Aceh untuk membantu rakyat Aceh Utara,” tutupnya.
