Pendidikan & Karier

Ayah Tiada, Ibu Sakit, Nabila Tetap Berjuang Menggapai Cita-cita

Bambang Iskandar Martin
×

Ayah Tiada, Ibu Sakit, Nabila Tetap Berjuang Menggapai Cita-cita

Sebarkan artikel ini
Nabila Sagina (16) yang berjuang menggapai cita-cita di Sekolah Rakyat Terintegasi (SRT) 9 Banjarbaru, Kalimantan Selatan. (Ist)

Byklik.com | Banjarbaru – Malam sudah larut di asrama putri Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 9 Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Namun, aktivitas para siswi masih terlihat hidup. Di antara mereka, tampak seorang gadis berwajah tenang dan cekatan merapikan tempat tidurnya. Dialah Nabila Sagina (16), pelajar asal Kecamatan Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, yang kini menata masa depannya di sekolah yang digagas untuk membantu anak-anak kurang mampu.

Sejak kecil, Nabila telah ditempa oleh kerasnya kehidupan. Sang ibu, Sri Jumiarniah Rahayu, menderita stroke ketika Nabila baru berusia dua tahun. Kondisi itu membuatnya harus mandiri sejak dini. Beban hidupnya semakin berat saat sang ayah, Rudiansyah, meninggal dunia akibat penyakit tuberkulosis paru pada 2023.

Sejak saat itu, Nabila memikul tanggung jawab besar — merawat ibunya yang sakit sekaligus menjaga adik perempuannya. Kakak sulungnya telah menikah dan tinggal terpisah.

Baca Juga  Perkuat Kerja Sama Global, USK Teken MoU dengan Universitas Palestina

“Setiap hari saya bangun jam empat subuh, bersih-bersih rumah, mencuci, menyetrika, dan memandikan ibu,” tutur Nabila pelan.

“Kalau ada rezeki, kadang tante kasih uang untuk makan. Kalau tidak, ya dari kakek atau kakak.”

Meski hidup dalam keterbatasan, Nabila tidak pernah menyerah. Ketabahan dan kemandiriannya membuahkan hasil ketika ia diterima di Sekolah Rakyat Terintegrasi 9 Banjarbaru, yang memberikan pendidikan gratis beserta fasilitas lengkap bagi siswa tidak mampu.

Di sekolah ini, Nabila bersama 124 siswa lainnya tinggal di asrama dan mendapatkan fasilitas mulai dari seragam, makanan, buku pelajaran, hingga ruang olahraga. Namun, jauh dari keluarga bukan hal mudah baginya.

“Berat rasanya meninggalkan ibu. Biasanya saya yang merawat. Kadang kepikiran, ibu makan apa, siapa yang bantu kalau mau ke kamar mandi,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Baca Juga  Guru Besar USK Terima Penghargaan Bergengsi Bidang Neurologi di Dubai

Meski kerap dilanda rindu, Nabila terus berusaha tegar. Pesan sang ibu agar tetap bersekolah menjadi kekuatan utama yang membuatnya bertahan. Ia bertekad mewujudkan cita-citanya menjadi seorang hakim, agar dapat membantu banyak orang dan membanggakan keluarganya.

Nabila juga mengaku bersyukur bisa bersekolah di SRT 9 Banjarbaru. Ia merasa hidupnya lebih terarah dan penuh harapan.

“Terima kasih banyak kepada Presiden Prabowo Subianto yang sudah membangun Sekolah Rakyat untuk kami yang tidak mampu melanjutkan sekolah,” ucapnya dengan senyum tulus.

Kini, Nabila terus merajut asa. Meski kehilangan ayah dan harus berpisah dari ibu yang sakit, semangatnya untuk menempuh pendidikan tak pernah padam. Dari sekolah rakyat inilah, ia menapaki jalan menuju masa depan yang lebih baik.

Example 120x600