Ekonomi & BisnisHeadline

Anak Menkeu Bahas Cryptocurrency dan Literasi Keuangan

Avatar
×

Anak Menkeu Bahas Cryptocurrency dan Literasi Keuangan

Sebarkan artikel ini
Yudo Achilles Sadewa, anak Menteri Keungan, Purbaya Yudhi Sadewa. Foto: Instagram

Byklik.com | Jakarta – Yudo Achilles Sadewa, anak Menteri Keungan, Purbaya Yudhi Sadewa, bicara blak-blakan tentang literasi keuangan di Indonesia yang dinilainya masih sangat rendah. Ia juga mengaku melakukan trading saham dan cryptocurrency, tetapi bukan di Indonesia, melainkan di Amerika Serikat.

Hal itu disampaikan Yudo dalam live gelar wicara bertema “Cara Cepat Untung Ratusan Miliar di Kripto” dengan Academy Crypto di sebuah platform media sosial, Ahad, 9 November 2025. Menurutnya, tingkat literasi keuangan masyarakat di Indonesia berbeda jauh dengan di Amerika Serikat. Ia menyontohkan beberapa artis, atlet, atau selebgram yang ketika pensiun tidak memiliki apa pun bahkan sampai jatuh miskin.

“Kita lihat masyarakat yang menerima ganti rugi di kilang minyak Pertamina di Tuban. Uangnya ganti rugi dipakai membeli mobil. Untuk apa? Mending beli mobil bekas atau naik motor saja. Kita jangan gengsi,” ujar Yudo sampai gelar wicara yang dipandu Kalimasada. Yudo menilai perlu peningkatan literasi keuangan, terutama di kalangan generasi muda.

Masyarakat Indonesia harus bisa membedakan investasi dengan judi. Ia menyebutkan beberapa investasi yang menawarkan keuntungan cepat dan besar, tapi sebenarnya judi. Ia menyontohkan Binomo yang di Indonesia disebut sebagai bentuk investasi, “Itu salah dan menipu masyarakat. Di Amerika ada juga semacam Binomo, tapi brandingnya judi dan legal,” tambah Yudo.

Ia mengakui melakukan trading di kripto dan saham di Amerika Serikat. Bahkan, Yudo menyebutkan ayahnya yang kini Menteri Keuangan Republik Indonesia, juga pernah memiliki aset kripto. “Tapi tidak banyak dan bukan trader. Kalau trader, sudah dipecat sama Pak Prabowo,” katanya sambil tertawa.

Yudo juga mengingatkan agar generasi muda selalu berhati-hati dalam berinvestasi di cryptocurrency karena risikonya besar. Di tengah kondisi perekonomian seperti sekarang, penting untuk melakukan money management dengan bijak, cerdas, dan tidak FOMO atau Fear of Missing Out, yang dimaknai sebagai rasa cemas atau takut ketinggalan tren, momen penting, atau aktivitas yang sedang terjadi di sekitar.

Baca Juga  Bareskrim Polri Musnahkan 25 Hektar Ladang Ganja di Nagan Raya

Ia juga mengingatkan pentingnya mempertimbangkan narasi yang sedang berkembang dalam dunia kripto. Menurut Yudo, isu soal kecerdasan buatan (AI) dan teknologi sedang mendapatkan momentum saat ini sehingga kripto yang berada di dua isu tersebut lebih prospektif.

Gelar wicara tentang trading cryptocurrency yang menghadirkan anak Menteri Keuangan, Purbaya, sebagai narasumber.
Foto: Byklik.com | Suci Idealisti Meutia

Yudo juga mengingatkan perilaku trader yang menyicil pada memen kripto tertentu yang sedang turun dan melakukan pembelian di harga bawah dengan harapan mendapatkan keuntungan besar suatu saat nanti. Strategi ini menurutnya berpotensi membuat rungkad atau rugi besar. “Menyicil boleh di Bitcoin dan di kripto besar lainnya seperti ETH, BNB juga boleh. Tapi 50 persen aset harus berada di Bitcoin,” sarannya.

Mengenai harga Bitcoin dan kripto lain yang saat ini sedang turun, Yudo mengingatkan jangan panik. “Buat teman-teman, jangan panic selling, sekarang sudah buttom banget. Kita serok BTC dan ETH atau altcoin besar, pastikan paling besar di BTC. Untuk memecoin kecil, ntar aja dulu,” papar Yudo yang kini bermukim di Seattle timur, Amerika Serikat.

Ditanyai tentang memecoin, Yudo mengingatkan agar mencari memecoin yang memiliki komunitas solid dan harganya sideways. “Cari yang marketcaps masih kecil bisa bisa pump 1000 persen. Masuknya jangan terlalu banyak, 1 dollar saja sudah cukup,” saran Yudo lagi.

Ia juga menyinggung tentang modus koruptor atau pencuci uang di dunia kripto. Menurutnya, itu tidak mungkin dilakukan di Bitcoin, Ethereuem, Binance, atau kripto besar lainnya karena sangat terbuka. Yudo mengakui pernah membahas masalah ini dengan Menteri Purbaya dalam kaitan dengan dana koruptor.

“Kalau cuci uang, pake crypto mixer, lebih tertutup. Ada ribuan wallet terdeteksi. Harus segera ditutup karena menghambat kripto itu sendiri. Kalau pakai Bitcoin hal paling bego, karena itu telanjang banget. Mungkin pakai koin privacy. Tidak dilisting di exchange,” jelasnya.

Baca Juga  Bahasa Aceh Terancam Punah, Disbudpar Gelar FGD untuk Rumuskan Strategi Pelestarian

Strategi melakukan trading bareng juga dibahas Yudo. Ia setuju saja, meski harus mempertimbangkan risikonya dan setiap orang berbeda daya tahan mental dan kondisi keuangannya. “Minimal toleransi minus 10 persen. Ketika rungkad mulai naik di atas 10 persen, langsung cabut.”

Mengenai wacana Pemerintah Indonesia menyediakan aset dalam bentuk kripto, Yudo berpendapat harus ada perbaikan ekonomi secara pelan-pelan. Kalau pertumbuhan sudah bagus, 8 persen setahun, baru bisa berpikir tentang cadangan devisa dalam bentuk kripto.

“Dalam beberapa tahun, kita bisa dapat duit lebih banyak lagi, baru bisa berinvestasi di Bitcoin. Tiga atau empat tahun ke depan menjadi opsi. Bitcoin menjadi aset lindung niat.”

Risiko menyimpan cadangan devisi dalam bentuk dolar sangat tinggi saat ini  karena tidak semua negara sekarang menggunakan dolar AS, sementara AS sekarang cetak dolar terus karena kebutuhan keuangan sekaligus politik. “(Cadangan) Bitcoin dan emas, lebih baik daripada megang dolar cash. Suatu saat bisa terancam jadi tisu toilet kalau beberapa negara seperti China dan Rusia melakukan tekanan,” papar Yudo.

Yudo yang menjadi anggota Academy Crypto mengatakan modul di komunitas itu bisa dipelajari dan analisanya banyak yang benar. “Aasa salahnya juga dan itu wajar. Kalau analisa 100 persen benar, nggak mungkin. Datang aja ke dukun, tapi dukunnya juga miskin,” ujar Yudo sambil tertawa lagi.

Pada bagian lain, Yudo menyebutkan antara ekonomi dan politik satu kesatuan sehingga trader pun harus harus peka terhadap perubahan politik. “Kayak kemarin ketika semua dipajakin. Akhirnya masyarakat turun ke jalan untuk demo. Kalau ekonomi stabil, investor mudah masuk dan ada pertumbuhan ekonomi,” pungkas Yudo.[]

 

 

Example 120x600