ByKlik.com | Banda Aceh — Pemerintah Aceh terus membuka peluang investasi baru. Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, secara langsung mempromosikan potensi sumber daya alam Aceh kepada delegasi investor Hangzhou Chamber of Commerce Indonesia, di Aula Rumah Dinas Wagub Aceh, Kamis (1/5/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Fadhlullah menyoroti besarnya potensi kelautan dan perikanan Aceh. Dengan luas wilayah mencapai 58.000 kilometer persegi dan garis pantai yang panjang, hasil laut Aceh seperti cumi-cumi, lobster, dan teripang dinilai sangat potensial untuk ekspor.
“Selama ini, hasil laut Aceh diekspor lewat Medan karena belum ada pelabuhan ekspor di Aceh. Ini jadi peluang emas bagi Hangzhou untuk berinvestasi, termasuk membangun pelabuhan khusus ekspor perikanan,” ujar Fadhlullah dilansir InfoPublik, Jumat (2/5/2025).
Di sektor perkebunan kelapa sawit, Aceh memiliki 70 Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Namun, semua Crude Palm Oil (CPO) masih dikirim ke Sumatra Utara karena Aceh belum memiliki refinery. Hal ini menghambat efisiensi dan merusak infrastruktur jalan darat.
Untuk sektor pertambangan, Aceh bagian barat dan selatan kaya akan bijih besi, emas, timah, galena, dan tembaga. Sementara wilayah tengah menjadi pusat utama pertambangan emas. Tak hanya itu, sektor energi juga menjanjikan, dengan potensi geothermal, sungai, dan air terjun sebagai sumber pembangkit listrik hijau.
Fadhlullah juga menekankan bahwa meskipun Aceh pernah mengalami konflik dan tsunami, kini Aceh adalah daerah aman, kondusif, dan memiliki angka kriminalitas terendah di Indonesia.
“Ini saat yang tepat untuk berinvestasi di Aceh. Kami menjamin keamanan, keramahan masyarakat, dan dukungan penuh pemerintah,” tegasnya.
Sekretaris Jenderal Hangzhou Chamber of Commerce, Lucita, mengakui bahwa Aceh memberikan kesan positif. “Dulu teman-teman takut datang ke Aceh. Tapi setelah melihat langsung, saya yakin Aceh adalah berlian yang belum dipoles,” ujarnya.
Lucita bahkan memperkenalkan Mr. Wang, pengusaha asal Hangzhou yang membawahi 23 perusahaan dan sangat berminat di sektor perikanan dan agrobisnis.
“Sudah ada 10 perusahaan dari Hangzhou siap berinvestasi di Aceh, khususnya dalam bidang ekspor hasil laut dan pertanian. Tapi kami berharap ada perjanjian kerja sama resmi agar kami bisa meyakinkan investor lainnya di Tiongkok,” ungkapnya.
Lucita juga menyebut bahwa pelatihan dan kerja sama sebelumnya telah dilakukan bersama tokoh lokal seperti Adi Laweung di bidang ketahanan pangan. []