Setelah sempat menjadi polemik dan viral di berbagai media sosial, akhirnya Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem, memastikan bonus atlet Pekan Olah raga Nasional XXI Aceh yang meraih medali, akan dibayarkan. Penegasan itu disampaikan Mualem melalui Plt Sekda Provinsi Aceh, M Nasir Syamaun, di Banda Aceh, Selasa 15 April 2025 lalu.
Menurut Sekda, Mualem sudah meminta bonus para atlet dan pelatih peraih medali PON dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) Perubahan. Ketegasan ini diharapkan mampu meredam perdebatan yang tidak penting di media sosial.
Gonjang-ganjing di media sosial hanya menghabiskan waktu, energi, dan pikiran bahkan mengarah kepada suasana panas serta permusuhan. Dari beberapa komentar dikhawatirkan malah menjurus ke konflik dan serangan personal bahkan bisa berubah menjadi fitnah. Pro kontra di media sosial bisa berubah menjadi liar.
Ini bukan berarti tidak boleh membahas kejelasan pembayaran bonus tersebut. Malah setelah Gubernur Aceh menegaskan soal alokasi anggaran dalam APBA Perubahan, semua pihak harus mengawal prosesnya agar sesuai arahan Mualem, tanpa perlu menoleh ke belakang lagi karena bonus ini harusnya dialokasikan di masa penjabat gubernur.
Jangan sampai kemudian menganggap semuanya akan berjalan lancar. Publik, terutama atlet dan pelatih, serta media massa harus mengawal ketika pembahasan di dewan sampai pencairan. Dasarnya bukan kecurigaan, melainkan sebagai bentuk perhatian kepada kepentingan atlet dan pelatih yang sudah berjuang mengharumkan nama Aceh di panggung olah raga.
Jangan lupa, bagi Aceh PON XXI tahun 2024 merupakan pengalaman pertama menjadi tuan rumah. Sejarah mencatat, Aceh berhasil sebagai tuan rumah, terlepas dari beberapa catatan penting yang harus diperbaiki ke depan, termasuk kritik tajam terhadap kesiapan infrastruktur. Selebihnya, banyak apresiasi terhadap Aceh selaku tuan rumah.
Selain sukses menjadi tuan rumah, Aceh sukses dalam prestasi. Atlet Aceh berhasil mendulang 192 medali yang terdiri dari 64 emas, 40 perak, dan 79 perunggu. Jumlah medali yang belum pernah diraih Aceh dalam sejarah PON, meski ada yang mengaitkannya dengan posisi sebagai tuan rumah.
Dengan 192 medali, Aceh bertengger di urutan enam dalam klasemen akhir perolehan medali. Aceh meninggalkan sejumlah provinsi lainnya yang dalam beberapa PON terakhir jauh di papan atas. Prestasi itu akan sulit diulang Aceh dalam beberapa PON ke depan.
Prestasi membanggakan ini patut diberikan apresiasi. Para atlet mampu berprestasi demikian tinggi berkat kerja keras selama bertahun-tahun. Mereka mengorbankan kepentingan pribadi, kepentingan keluarga, untuk bisa mengharumkan nama Aceh. Beberapa di antaranya rela mengorbankan kehidupan masa remaja seperti pemuda kebanyakan dan menggantikannya dengan kerja keras di tempat latihan.
Satu hal lagi yang perlu dipertimbangan Pemerintah Aceh adalah, provinsi lain begitu tergoda dengan prestasi atlet Aceh. Sejarah sudah membuktikan, provinsi dengan kekayaan dan kepedulian melimpah, bisa membajak atlet potensial Aceh.
Semoga hal itu tidak terjadi demi kelanjutan prestasi olah raga Aceh.[]