ByKlik.com | Jakarta – Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menegaskan pemulihan jaringan telekomunikasi di tiga provinsi terdampak bencana menjadi prioritas utama pemerintah pascabanjir besar yang melanda wilayah tersebut. Gangguan listrik masih menjadi kendala utama, sehingga ribuan menara BTS belum dapat kembali beroperasi normal.
“Kami berupaya maksimal agar masyarakat kembali terhubung. Akses komunikasi mempengaruhi proses penyelamatan dan penyaluran bantuan. Setiap BTS yang pulih berarti lebih banyak warga bisa memberi kabar dan menerima informasi yang mereka perlukan,” ujar Meutya Hafid, Jumat (12/12/2025).
Hingga Rabu (10/12), katanya, pemulihan jaringan di Aceh masih terhambat padamnya pasokan listrik. Dari total 3.414 BTS terdampak, baru 1.127 unit atau 33,01 persen yang kembali beroperasi normal, sementara 2.287 BTS lainnya belum aktif.
Menkomdigi menjelaskan operator seluler terus bekerja sama dengan PLN untuk mempercepat pemulihan listrik di lokasi terdampak. Perbaikan infrastruktur telekomunikasi dilakukan bertahap seiring normalisasi pasokan energi.
Selain perbaikan BTS, Kemkomdigi memperkuat akses komunikasi darurat di Aceh dengan mengerahkan genset, perangkat internet sementara, serta teknologi satelit. Pemerintah telah mengoperasikan sejumlah titik akses Satria-1 dan mendistribusikan perangkat Starlink di wilayah terdampak banjir.
“Fokus kami memastikan warga Aceh dapat berkomunikasi tanpa hambatan di tengah situasi darurat,” tegas Meutya Hafid.
Secara nasional, pemulihan jaringan juga berlangsung di Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Namun, pemerintah menempatkan Aceh sebagai perhatian utama karena tantangan listrik dan luasnya wilayah terdampak banjir.












