ByKlik.com | Medan – Bantuan Presiden untuk masyarakat terdampak bencana hidrometeorologi di Aceh dan Sumatera kembali dikirim melalui Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara, Senin (1/12/2025). Bantuan tersebut dilepas oleh Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), didampingi Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara.
Bantuan yang dikirim terdiri dari 40 ton beras dari Kementerian Transmigrasi dan 10 ton beras dari Kementerian Sosial. Seluruh bantuan diangkut menggunakan KRI Sutedi Senaputra 378 untuk didistribusikan ke wilayah terdampak, yakni Lhokseumawe dan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur.
“Saya selalu Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan tentu punya tugas utama untuk menggerakkan, dan mendorong kementerian-kementerian di bawah koordinasi kami,” kata Menko AHY.
Ia menegaskan bahwa koordinasi lintas kementerian menjadi tugas utama dalam mempercepat penanganan bencana. Ia juga menyampaikan bahwa sejumlah kawasan transmigrasi turut terdampak, sehingga kehadiran Menteri Transmigrasi menjadi penting dalam memastikan distribusi bantuan tepat sasaran.
Sebelumnya, Menko AHY dan Menteri Transmigrasi juga melepas 1 ton Bantuan Presiden menggunakan helikopter TNI Caracal ke kawasan transmigrasi Samar Kilang, Kabupaten Bener Meriah. Bantuan tersebut langsung disambut warga yang telah berhari-hari terisolasi akibat putusnya akses.
Hingga kini, tercatat tujuh kawasan transmigrasi di Aceh dan satu di Sumatera Barat terdampak bencana. Tidak ada laporan korban jiwa maupun luka dari komunitas transmigrasi, namun sejumlah rumah dilaporkan terendam atau hanyut sehingga lebih dari 100 kepala keluarga terpaksa mengungsi.
Dalam kesempatan itu, Menko AHY secara resmi melepas keberangkatan KRI Sutedi Senaputra 378 yang membawa total 50 ton Bantuan Presiden. Kapal tersebut diperkirakan tiba di Lhokseumawe dalam waktu 17–18 jam, sebelum melanjutkan perjalanan ke Idi Rayeuk.
Menko AHY menyampaikan apresiasi kepada Presiden Prabowo Subianto atas perhatian dan dukungan penuh terhadap masyarakat terdampak. Ia menegaskan bahwa bantuan yang dikirim tidak hanya berupa beras, tetapi juga sembako lain, mi instan, obat-obatan, dan kebutuhan esensial lainnya.
Pemerintah pusat menegaskan komitmennya untuk bergerak cepat, terpadu, dan hadir langsung di lapangan. Setelah masa tanggap darurat terlewati, fokus berikutnya adalah pemetaan kerusakan infrastruktur, sebagai langkah awal menuju proses rehabilitasi dan rekonstruksi hingga seluruh daerah terdampak kembali pulih.
“Mudah-mudahan dalam kurun waktu sekitar 17-18 jam, penjelasan dari Komandan Kapal tadi, bisa tembus ke Lhoksumawe. Setelah itu 5 jam bisa tembus ke Idi Rayeuk, kedua-duanya juga membutuhkan dukungan,” kata Menko AHY.












