Headline

Bupati: 21 Tewas dan 24 Hilang di Aceh Tengah

Avatar
×

Bupati: 21 Tewas dan 24 Hilang di Aceh Tengah

Sebarkan artikel ini
Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga, saat siaran langsung dengan media nasional, Minggu (30/11/2025). [Foto: Diskominfo]

ByKlik.com | Takengon – Sebanyak 21 orang meninggal dan 24 lainnya masih hilang akibat bencana hidrometeorologi berupa banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Aceh Tengah dalam sepekan terakhir. Data ini disampaikan Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga, dalam siaran langsung dengan media nasional, Minggu (30/11/2025), merujuk laporan resmi Kepala BPBD Aceh Tengah, Andalika, periode 25–29 November 2025.

Bupati Haili Yoga menyebut skala bencana kali ini sebagai salah satu yang terbesar dalam satu dekade terakhir. Sebanyak 54.199 jiwa terpaksa mengungsi, sementara kerugian material terus bertambah setiap hari. “Prioritas utama kami adalah menemukan 24 saudara kita yang hilang dan memastikan seluruh pengungsi terpenuhi kebutuhan dasarnya,” ujarnya dengan nada prihatin.

Baca Juga  Pemkab Aceh Timur Dukung Regulasi Kementerian ESDM Legalkan Sumur Minyak Rakyat

Di tengah sulitnya akses darat yang terputus total, kabar baik mulai terlihat dari jalur udara. Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat telah mengirimkan logistik darurat menggunakan pesawat untuk menjangkau desa-desa terisolir. “Alhamdulillah, bantuan udara sudah masuk. Ini sangat membantu kami menyalurkan kebutuhan pokok seperti beras dan minyak,” kata Haili Yoga.

Namun, ia menegaskan bahwa bantuan yang masuk masih jauh dari cukup. Sebanyak 59 ruas jalan masih sulit dilalui, membuat distribusi logistik tersendat. Keterbatasan stok BBM juga menjadi hambatan utama bagi tim evakuasi dan distribusi bantuan. “Di lapangan, tantangannya luar biasa. Kami kekurangan BBM dan banyak titik masih benar-benar terputus. Ini sangat menghambat mobilisasi tim,” jelasnya.

Baca Juga  Isu Perdamaian Aceh Kembali Menguat, PCNU Lhokseumawe Soroti Peran Sentral Mualem

Kerusakan infrastruktur memperburuk keadaan. Laporan mencatat 779 unit rumah rusak berat, sementara jaringan listrik dan telekomunikasi di 14 kecamatan sempat lumpuh sebelum berangsur pulih dengan dukungan internet satelit. Krisis sembako dan tidak tersedianya akses air bersih membuat kondisi warga semakin rentan.

Situasi kesehatan juga menjadi perhatian serius. Layanan kesehatan bergerak baru menjangkau 402 pengungsi. Terdapat 1.230 balita serta ratusan ibu hamil dan menyusui yang membutuhkan penanganan khusus. “Stok antibiotik dan analgetik kami tinggal 300 piece. Untuk pasien cuci darah, BHP hanya bertahan sampai 3 Desember. Ini sangat kritis. Kami membutuhkan pasokan obat sesegera mungkin,” tegas Haili Yoga.

 

Example 120x600