Berita UtamaHeadline

40 Tokoh Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Mensos: Soeharto Memenuhi Syarat

Avatar
×

40 Tokoh Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Mensos: Soeharto Memenuhi Syarat

Sebarkan artikel ini
Letkol TNI (Purn) Teuku Abdul Hamid Azwar
Letkol TNI (Purn.) Teuku Abdul Hamid Azwar, tokoh asal Aceh yang diusulkan oleh Kementerian Sosial untuk memperoleh gelar pahlawan nasional. 📷: Dok. ANTARA

ByKlik.com | Jakarta — Menteri Sosial Republik Indonesia (Mensos RI) Saifullah Yusuf mengungkapkan bahwa 40 nama telah diusulkan untuk meraih gelar Pahlawan Nasional, termasuk mantan Presiden RI ke-2 Soeharto dan mantan Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Usulan ini diklaim telah memenuhi syarat dan sudah diteruskan kepada Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.

Mensos Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, mengatakan usulan gelar Pahlawan Nasional untuk mantan Presiden Soeharto berasal dari bawah.

“Usulan gelar pahlawan disampaikan dari kabupaten/ kota, naik ke provinsi, sampai ke Kementerian Sosial,” kata Gus Ipul melalui keterangan resmi, Rabu (29/10/2025).

Menurut Gus Ipul, Presiden Soeharto pernah diusulkan oleh Kabupaten Sragen pada tahun 2010, namun saat itu belum memenuhi syarat. “Pada tahun ini, usulan gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto sudah memenuhi syarat. Presiden ke-2 RI tersebut merupakan satu dari 40 nama yang diusulkan,” sambungnya.

Sebanyak 40 nama calon pahlawan nasional yang telah memenuhi syarat, kata Gus Ipul, telah disampaikan kepada Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan yang diketuai oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

Gus Ipul menilai adanya perbedaan pendapat tentang usulan pahlawan nasional sebagai sesuatu yang wajar dan dapat dimaklumi. Menurutnya, para calon Pahlawan Nasional yang memiliki kelebihan maupun kekurangan sebagai sesuatu yang wajar dan akan didengarkan sebagai pertimbangan.

Nama-nama Calon Pahlawan Nasional

Berikut adalah daftar tokoh yang diusulkan oleh Kementerian Sosial untuk memperoleh gelar pahlawan nasional: 

  1. K.H. Muhammad Yusuf Hasyim, Tokoh ulama besar Nahdlatul Ulama (NU), pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang.
  2. Demmatande, Pemimpin perlawanan masyarakat di Sulawesi Barat yang menolak penjajah dan membangun Benteng Salu Banga (1912).
  3. Hajjah Rahmah El Yunusiyyah, Penggagas dan pendiri madrasah Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang (1923), serta pejuang pendidikan wanita di Sumatera Barat.
  4. Abdoel Moethalib Sangadji, Salah satu pendiri organisasi Sarekat Islam dan tokoh yang menyebarkan berita kemerdekaan Indonesia.
  5. Drs. Franciscus Xaverius Seda, Menteri Keuangan Kabinet Ampera I dan II (1966-1968), ekonom, dan politisi dari Nusa Tenggara Timur.
  6. Andi Makkasau Parenrengi Lawawo, Datu’ Suppa ke-24 di Sulawesi Selatan, yang dilengserkan karena menentang keras kolonialisme Belanda.
  7. Syaikhona Muhammad Kholil, Ulama berpengaruh asal Bangkalan, Madura, salah satu sosok penting di balik berdirinya Nahdlatul Ulama.
  8. K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Presiden ke-4 Republik Indonesia, tokoh pluralisme, dan ulama besar NU.
  9. H.M. Soeharto, Presiden ke-2 Republik Indonesia, pernah menjabat sebagai Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib).
  10. Jenderal TNI (Purn) M. Jusuf, Panglima ABRI dan Menteri Pertahanan Keamanan (1978-1983), dikenal dengan kepemimpinan yang tegas dan merakyat.
  11. H.B. Jassin, Sastrawan dan cendekiawan Islam asal Gorontalo, dijuluki sebagai “Paus Sastra Indonesia” atas dedikasinya dalam kritik dan dokumentasi sastra.
  12. R.M. Bambang Soeprapto Dipokoesoemo, Berperan dalam Pertempuran Lima Hari di Semarang, Agresi Militer Belanda I dan II, serta penumpasan pemberontakan DI/TII (1949).
  13. Basoeki Probowinoto, Pendeta Gereja Kristen Jawa (GKJ) dan salah satu pendiri Partai Kristen Indonesia, serta pejuang kemerdekaan.
  14. Marsinah, Aktivis buruh yang menjadi simbol perlawanan dan perjuangan hak-hak pekerja di Indonesia.
  15. K.H. Abbas Abdul Jamil, Ulama dari Buntet Pesantren, Cirebon, yang aktif ikut serta dalam perang kemerdekaan melawan Belanda.
  16. Jenderal TNI (Purn) Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta (1966–1977) yang dikenal dengan pembangunan pesat ibukota dan ketegasan kepemimpinannya.
  17. Letkol (Anumerta) Charles Choesj Taulu, Tokoh militer dari Sulawesi Utara yang gugur dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
  18. Mr. Gele Harun, Pejuang kemerdekaan dan tokoh Lampung, yang juga pernah menjadi anggota DPR.
  19. Letkol Moch. Sroedji, Tokoh militer di Jawa Timur yang gugur dalam pertempuran melawan Belanda.
  20. Prof. Dr. Aloei Saboe, Pejuang dan tokoh intelektual dari Gorontalo, yang menyuarakan kemerdekaan sejak sebelum proklamasi.
  21. Letjen TNI (Purn) Bambang Sugeng, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dan diplomat, berperan penting dalam Agresi Militer Belanda II.
  22. Mahmud Marzuki, Pejuang dan ulama dari Riau yang aktif dalam organisasi pergerakan kemerdekaan.
  23. Letkol TNI (Purn) Teuku Abdul Hamid Azwar, Tokoh militer asal Aceh yang berperan dalam perjuangan kemerdekaan. Ia berjuang di bidang strategi militer yang lihai dalam penyediaan logistik.
  24. Tuan Rondahaim Saragih, Tokoh perlawanan Batak Simalungun melawan penjajah Belanda.
  25. Marsekal TNI (Purn) R. Suryadi Suryadarma, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) yang pertama, perintis Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI).
  26. K.H. Wasyid, Ulama dan pejuang dari Banten yang gigih melawan penjajah.
  27. Mayjen TNI (Purn) dr. Roebiono Kertopati, Tokoh militer dan ahli kesehatan, pendiri Badan Sandi Negara (BSSN) dan perintis persandian Indonesia.
  28. K.H. Bisri Syansuri, Ulama besar NU, salah satu pendiri Pondok Pesantren Denanyar, Jombang, dan dikenal sebagai ahli fikih.
  29. Sultan Muhammad Salahuddin, Sultan Bima dari Nusa Tenggara Barat yang dikenal menentang kolonialisme.
  30. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, Menteri Luar Negeri RI (1977-1988), penggagas konsep Wawasan Nusantara dalam hukum laut internasional.
  31. M. Ali Sastroamidjojo, Perdana Menteri RI dua kali, diplomat, dan tokoh PNI, berperan besar dalam Konferensi Asia-Afrika.
  32. dr. Kariadi, Dokter yang gugur saat Pertempuran Lima Hari di Semarang, menolak bekerja sama dengan Jepang.
  33. Raden Soeprapto, Tokoh militer Jawa Tengah, Gubernur Kalimantan Tengah pertama, berperan dalam perjuangan kemerdekaan.
  34. Mochamad Moeffreni Moe’min, Tokoh pejuang dari Jakarta, anggota DPR, yang gigih melawan penjajahan.
  35. K.H. Sholeh Iskandar, Ulama, tokoh militer (Brigjen TNI Purn.), dan pejuang kemerdekaan dari Jawa Barat.
  36. Syekh Sulaiman Ar-Rasuli, Ulama besar dari Sumatera Barat, pendiri Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI), dan pejuang pendidikan Islam.
  37. Zainal Abidin Syah, Sultan Ternate (Maluku Utara) yang dikenal menentang kebijakan kolonial.
  38. Prof. Dr. Gerrit Augustinus Siwabessy, Menteri Kesehatan RI (1966–1978), dikenal sebagai “Bapak Atom Indonesia,” perintis kedokteran nuklir.
  39. Chatib Sulaiman, Pemimpin perlawanan rakyat di Sumatera Barat yang melawan Belanda setelah proklamasi.
  40. Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri, Ulama besar dan pendidik dari Palu, Sulawesi Tengah, pendiri lembaga pendidikan Al-Khairaat.
Example 120x600