Byklik | Banda Aceh–Puluhan anak muda Indonesia mendapatkan edukasi tentang literasi digital dan antihoaks dari kedua pemateri inspiratif yang ahli di bidangnya, yakni Ulfa Khairina dan Ihan Nurdin. Kegiatan ini di laksanakan oleh Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A) secara virtual dengan mengusung tema “Bijak di Dunia Maya, Bermakna di Dunia Nyata, Membangun Literasi Digital dan Etika Bermedia Sosial” pada Minggu, 26 Oktober 2025.
“Alasan kami mengambil tema ini karena kita hidup di dunia digital yang bisa mengakses segala informasi, kemudian kita bisa melihat bahwa pengguna gadget dan pengguna media sosial saat ini dari berbagai kalangan, serta penyebaran hoaks semakin hari semakin meningkat bahkan menimbulkan keresahan di masyarakat,” ungkap Koordinator G-FORCE, Ulfa Mudhia.
Senada dengan itu, ketua panitia, Maghfirah Taufiqa, berharap agar webinar ini bisa menambah wawasan, membangun kesadaran, dan menjadi agen perubahan untuk menciptakan dunia digital yang sehat, aman, dan beretika.
Pemateri pertama yaitu Ulfa Khairina, seorang akademisi yang saat ini menjadi dosen sekaligus menjabat sebagai Sekretaris Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam di kampus STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh. Selain mengajar, ia suka berbagi kisah pada blog www.oliverial.com dan www.ukhairina.com, ia suka menulis dan berhasil menciptakan banyak karya, begitu banyak jurnal dan buku yang sudah terbit hasil karyanya.
Pemateri kedua yaitu Ihan Nurdin, seorang jurnalis sekaligus editor, ia menekuni dunia literasi dari tahun 2006 sampai sekarang. Ia juga menekuni dunia fiksi dan telah menulis puluhan cerita pendek yang telah dibukukan dalam antologi Rihon. Saat ini Ihan juga menulis untuk byklik.com. Ihan juga berhasil menciptakan banyak karya melalui tulisan-tulisannya, seperti menulis naskah film.
Ulfa Khairina menyampaikan topik “Membangun Literasi Digital di Era Informasi, Cerdas Menyaring Sebelum Sharing”. Ulfa menjelaskan, literasi digital adalah kemampuan seseorang untuk memahami, menggunakan, dan membuat informasi secara efektif melalui teknologi digital. Menurunya ada beberapa manfaat dari literasi digital, seperti mempermudah pekerjaan harian dan aktivitaa harian; mempercepat pengerjaan pekerjaan; memberi akses mudah dan kemampuan menyebarkan informasi melalui internet; melindungi perangkat dan identitas digital dari pihak yang tidak bertanggung jawab; dan membantu menyaring informasi yang benar dan tepat serta menghindari konten negatif atau hoaks. Ia juga menyampaikan pentingnya saring informasi sebelum sharing.
“Yaitu dengan cara analisis dan kritis, periksa keaslian konten, verifikasi sumber, cek gambar dan video, pikirkan dampaknya, dan laporkan jika menemukan informasi palsu,” kata Ulfa.
Materi kedua disampaikan oleh Ihan Nurdin, dengan topik “Etika dan Tanggung Jawab Pengguna Media Sosial”. Ihan menjelaskan bahwa etika digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, menyesuaikan, dan mengontrol perilaku di dunia maya sesuai dengan norma sosial, hukum, dan nilai moral.
Dalam materinya ia juga menjelaskan mengapa etika itu penting, di antaranya untuk menjaga harmoni ruang digital, menghindari dampak negatif, menunjukkan integritas pribadi dan profesional, dan mendukung demokrasi digital yang sehat dan berada.
“Gunakanlah media sosial sebijak mungkin, terapkan etika yang baik. Orang yang cakap media sosial secara psikologis lebih stabil dan tidak mudah terdistraksi,” tegas Ihan.
Salah satu peserta, Rahma Nur Azizah, mengatakan bahwa ia sangat senang dapat kesempatan untuk mengikuti webinar ini.
“Saya bersyukur dan senang sekali dapat mengikuti webinar ini, saya dapat mengetahui peranan dalam literasi digital, dan cara bijak dalam menggunakan media sosial, mengingat perkembangan teknologi yang kian pesat saat ini, etika dan adab tetap nomor satu,” ungkap Rahma.
Rahma berharap, dengan adanya webinar ini dapat meningkatkan sikap positif dan bijak masyarakat dalam menggunakan media sosial.
“Dan semoga ke depannya GEN-A dapat melanjutkan kegiatan-kegiatan bermanfaat lainnya,” lanjut Rahma.
Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A) adalah Lembaga yang memiliki visi menjadi katalisator generasi unggul Aceh, dan telah menjadi wadah pemuda-pemudi meningkatkan kapasitas diri untuk menjadi generasi unggul. G-FORCE adalah salah satu subunit GEN-A yang bergerak di bidang pelatihan soft skills terpadu dengan penerapan kurikulum dan trainer berstandar nasional dan internasional. Kunjungi instagram @gen.eduaceh dan @gforce.gram untuk berbagai kegiatan GEN-A lainnya.[]












