Byklik | Blang Kejeren–Perjalanan khidmah Lembaga Pendidikan dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Rumah Baca Aneuk Nanggroe (RUMAN) Aceh sejak 8 April 2013 lalu, khsusunya bidang literasi, menarik perhatian berbagai pihak.
Salah satunya adalah GLC atau Gayo Literacy Community. Oleh karena itu, mereka mengundang Pendiri dan Pembina RUMAN Aceh, Ahmad Arif, ke Kota Blang Kejeren pada Jumat dan Sabtu, 26 dan 27 September 2025.
“Kami hendak mengenal lebih dekat dan belajar dari RUMAN Aceh. Mulai sejarah latar belakang mereka bergerak hingga tantangan yang mereka hadapi serta cara mereka merawat kebersamaan tim,” ujar Nurhayati Sahali, Pembina GLC.
Selain itu, GLC juga meminta asistensi terkait rancangan aksi yang telah disiapkan dalam rangka menghidupkan semangat berliterasi masyarakat daerah mereka yang dijuluki Negeri Seribu Bukit.
“Kita mulai saat ini, dari sini dan untuk nanti,” imbuh Nurhayati penuh semangat.
Sementara itu, pendiri dan Pembina PKBM RUMAN Aceh, Ahmad Arif, di hari pertama memfokuskan tuturannya perihal situasi dan kondisi yang memantik dimulainya kegiatan rutin mereka berupa bimbingan belajar hingga kini.
“RUMAN Aceh itu hadir sebagai ikhtiar sederhana membantu kerja-kerja pemerintah dalam memperbaiki, mengembangkan, hingga memajukan kehidupan masyarakat. Ada tiga prinsip utama RUMAN Aceh, yaitu, murni kebajikan, independen, dan hana fee atau tidak ada udang di balik batu,” kata Arif.
RUMAN Aceh, tutur Arif, sangat mengapresiasi setiap inisiatif kebaikan dari siapa pun dan di mana pun, termasuk Gayo Literacy Community yang terletak di bagian tengah provinsi paling ujung barat Indonesia ini.
“Setiap kerja peradaban meniscayakan pegiatnya mampu bernapas panjang. Komitmen, konsistensi, dan kontinuitas merupakan ruh utama setiap inisiatif kebaikan. Eksistensi berbanding lurus dengan kontribusi dan konsistensi akan menghadirkan apresiasi,” ujar Arif yang akhir 2019 lalu menerima Anugerah Insan Peduli Pendidikan dari Kemdikbud bersama lima pegiat pendidikan lainnya se-Indonesia.
Pada hari kedua, Arif membantu tim inti GLC me-review rancangan aksi nyata yang mereka disiapkan. Lalu, mendiskusikan hal-hal yang perlu dihindari agar tidak terjerembab dalam jebakan yang akan merusak niat awal yang telah digariskan.
“Selamat bergerak kepada tim Gayo Literacy Community sebab keberkahan hanya ada dalam gerakan,” pungkas Arif.[]