ByKlik.com | Blangkejeren — Perubahan sistem pembelajaran dari manual ke digital disambut baik oleh guru-guru muda di Kabupaten Gayo Lues. Salah satunya adalah Ruwaidawati (32), seorang guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2023 di MTsN 1 Blangkejeren, yang merasakan betul kemudahan yang ditawarkan oleh digitalisasi dalam proses belajar mengajar.
Lahir di Blangkejeren pada tahun 1993, Ruwaidawati telah mengabdikan diri sebagai tenaga honor sejak 2018 setelah menyelesaikan pendidikan di Universitas Negeri Medan (UNIMED) pada tahun 2016. Baginya, digitalisasi bukanlah halangan, melainkan peluang.
“Sebenarnya sama saja dengan manual, pak,” ujar Ruwaidawati kepada Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, Azhari, seperti dikutip laman Kemenag Aceh, Kamis (18/9/2025).
Perbedaan mendasar yang ia rasakan adalah interaksi dengan orang tua menjadi lebih intensif, metode mengajar lebih mudah, serta pemberian tugas dan umpan balik dapat dilakukan bahkan saat siswa berada di rumah.
Meski demikian, kendala teknis tak luput dari perhatiannya. “Kadang koneksi lambat, aplikasi susah dibuka, atau mati lampu. Itu yang jadi kendala utama,” terangnya.
Namun, hambatan tersebut tidak menyurutkan semangatnya. Justru ia merasa bersyukur dan terbantu dengan fasilitas yang tersedia. “Alhamdulillah, enak mengajar di sini. Kita pergunakan fasilitas yang ada sehingga aktivitas belajar bisa lancar,” tambahnya.
Lebih dari sekadar teknologi, Ruwaidawati juga menyoroti karakter murid-muridnya yang patuh dan menyenangkan di Gayo Lues, yang turut menciptakan suasana belajar yang nyaman.
Di sisi lain, Kepala MTsN 1 Gayo Lues, Sadri, menjelaskan bahwa kelas digital membuat pelajaran lebih simpel dan memiliki banyak kelebihan, terutama dalam hal pengawasan siswa.
“Dengan sistem yang ada, orang tua bisa mengawasi anaknya di sekolah. Karena selain akun siswa, orang tua juga memiliki akun tersendiri,” jelas Sadri.
“Adanya akun khusus orang tua ini dinilai menjadi salah satu pendorong untuk memotivasi anak-anak,” imbuhnya.
Menanggapi perkembangan ini, Kakanwil Kemenag Aceh, Azhari, menegaskan bahwa kelas digital adalah sistem belajar mengajar yang harus terus dikembangkan. Ia menekankan bahwa perubahan digitalisasi harus disikapi dengan kesiapan guru untuk terus belajar dan menggali informasi guna mengikuti perkembangan ilmu.
Azhari yakin bahwa dengan dedikasi dan kemampuan beradaptasi para guru, proses belajar yang lebih efektif dan menyenangkan dapat terwujud. []