Byklik | Jakarta–Dua penulis Aceh, Ferhat Muchtar dan M. Rafli Al Thoriq Mustafa, mengikuti Lokakarya Bahan Bacaan Gerakan Literasi Nasional (GLN) 2025 yang berlangsung di Hotel Grand Mercure Harmoni, Jakarta, pada Senin–Jumat, 25–29 Agustus 2025.
Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut setelah keduanya lolos dalam Seleksi Penulisan Bahan Bacaan Literasi Tahun 2025 yang dilaksanakan oleh Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Karya Ferhat yang berjudul Jangan Foto Diam-Diam, Dong! dan karya Rafli yang berjudul Mpus Hilang! berhasil masuk daftar 200 naskah terbaik pilihan dewan juri dari total 1.500 lebih naskah yang masuk. Dari 200 karya tersebut, masing-masing terdiri atas 100 naskah jenjang C dan 100 naskah jenjang B3.
“Alhamdulillah, senang sekali karena kami bisa mewakili Aceh untuk ajang lomba ini. Saya berasal dari Aceh Besar, sedangkan Rafli dari Aceh Tamiang. Selama kegiatan berlangsung, karya kami akan dipresentasikan dan dibedah untuk penyempurnaan dan setelahnya akan diterbitkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,” kata Ferhat, Senin, 25 Agustus 2025.
Lomba ini kata Ferhat, salah satu ajang yang paling ditunggu-tunggu oleh penulis di seluruh Indonesia. Penjaringannya sangat ketat dengan para dewan juri yang sudah sangat berpengalaman dalam menulis, khususnya penulisan cerita anak. Ia berharap untuk tahun-tahun berikutnya bisa lebih banyak penulis dari Aceh yang lolos sehingga lebih banyak konten-kontak bermuatan keacehan yang dapat diperkenalkan kepada pembaca yang lebih luas.
“Lomba ini dibuka setiap tahun dengan tema yang beragam setiap tahunnya. Tak hanya ditunggu-tunggu oleh penulis, lomba ini juga sangat dinantikan oleh para ilustrator karena sifatnya kolaboratif,” kata Ferhat lagi.
Ferhat melalui karya tersebut mengangkat kegelisahannya tentang fenomena yang kerap terjadi di sekitar kita, yakni orang-orang yang melanggar privasi orang lain dengan cara menjepret atau merekam mereka tanpa seizin atau sepengetahuan yang bersangkutan. Isu ini sedang menjadi atensi publik karena berisiko mengancam keselamatan dan keamanan orang lain, terutama di dunia maya. Ia berkolaborasi dengan ilustrator asal Sumatra Barat, Rahmani Elly Anto.
Selama kegiatan berlangsung, peserta akan mendapatkan pengarahan dan pendampingan Bahan Bacaan Literasi Tahun 2025 yang dimentori langsung oleh Ridwan, Naidi Atika Zundaro, dan Noor H. Dee untuk jenjang B3, serta oleh Ary Nilandari, Beny Ramdani, dan Barbara Eni untuk jenjang C.
Buku jenjang B3 adalah buku yang ditargetkan untuk pembaca awal yang sudah mampu membaca teks berupa kata, frasa, kalimat sederhana, hingga paragraf sederhana. Pembaca memiliki rentang usia kelas 1–3 sekolah dasar/sederajat. Sedangkan buku jenjang C adalah untuk pembaca semenjana yang sudah mampu membaca teks secara lancar dalam satu wacana atau paragraf dengan infomasi yang lebih kompleks. Usia pembaca biasanya berada dalam rentang 10–12 tahun.[]