Politik

Lima Puisi Terbaik Tema Demokrasi, Salah Satunya dari Aceh

Avatar
×

Lima Puisi Terbaik Tema Demokrasi, Salah Satunya dari Aceh

Sebarkan artikel ini
Peluncuran antologi puisi Warna Kitab Suara di Bawaslu Kulon Progo, Yogyakarta, Jumat, 15 Agustus 2025. Foto: Bawaslu Kulon Progo.

Byklik.com | Kulon Progo – Kurator Lomba Cipta Puisi bertema pemilu dan demokrasi, memilih lima puisi terbaik dari 20 puisi yang masuk nominasi. Salah satu puisi yang terpilih adalah karya Ayi Jufridar, anggota Panwaslih Kota Lhokseumawe sekaligus penulis Aceh.

Berdasarkan pengumuman Bawaslu Kulon Progo, kelima puisi terbaik itu adalah Pada Pemilu karya Naning Scheid (Brussel, Belgia), Kitab Suara karya Ayi Jufridar (Lhokseumawe, Aceh), Demokrasi yang Duduk di Warung Kopi karya Nadifa Rachmah (Banyuwangi, Jawa Timur), Tak Ada Tanggal Merah untuk Kami karya Eddy Pranata PNP (Banyumas, Jawa Tengah), dan  Di Ujung Kertas Suara karya Aprianus Putrason Niro (Malaka, Nuta Tenggara Timur).

Selain itu, dewan juri juga memilih tiga puisi favorit masing-masing Di Day karya Ika Zardy Saleha, Lala dan Langkah Bapak karya Riliana, dan Aku dan Amplop Putih karya Hendri Sulistya. Ketiga berasal dari Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca Juga  Paslon Zulkifli-Suradji Raih Suara Terbanyak di PSU Sabang

Ketua Bawaslu Kulon Progo, Marwanto, menyebutkan lima Puisi Pilihan dan tiga Puisi Favorit tersebut merupakan hasil kurasi ketat dewan juri dari 134 puisi karya penyair di dalam dan luar negeri (Belgia dan Malaysia). “Juri kemudian menyaring 88 karya yang masuk dalam antologi puisi Warna Kitab Suara,” ungkap Marwanto di Kantor Bawaslu Kulon Progo, Jumat, 15 Agustus 2025.

Ditambahkan Marwanto yang juga menjadi salah satu juri, puisi yang lolos merupakan karya penyair dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari luar negeri seperti Brussel (Belgia) dan Malaysia. Puisi lainnya datang dari berbagai kota di Indonesia, mulai dari Lhokseumawe (Aceh), Riau, Lampung, Bengkulu, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Papua Barat, Kalimantan, dan banyak lagi.

Baca Juga  KPU-Bawaslu: Putusan MK Pisahkan Pemilu, Perbaikan dan Potensi Masalah

Anggota Panwaslih atau Bawaslu Kota Lhokseumawe, Ayi Jufridar, merasa terhormat karena dua puisinya, Warna dan Kita Suara, masuk dalam antologi puisi tentang pemilu dan demokrasi. Diakuinya, kedua puisi tersebut terinspirasi dan pengawasan yang dilakukan pada Pemilu 2024 lalu.

“Beberapa kali saya menjadi penyelenggara pemilu, tetapi menulis puisi bertema pemilu menjadi pengalaman baru bagi saya,” ungkap Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat Panwaslih Kota Lhokseumawe tersebut.[]

 

 

Example 120x600