ALUMNUS Program Studi Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (USK) angkatan 2015, Khairunnisa Usman,mencetak sejarah baru.
Ia menjadi guru Bahasa Korea pertama asal Aceh yang diundang untuk menghadiri Konferensi Guru Bahasa Korea Dunia 2025 (2025 세계한국어교육자대회) di Seoul, Korea Selatan.
Nisa, sapaan akrabnya, saat ini tercatat sebagai tenaga pengajar di King Sejong Institute (KSI) Banda Aceh, sebuah lembaga resmi yang berada di bawah naungan Pemerintah Korea Selatan.
Konferensi ini merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh King Sejong Institute Foundation (KSIF), sebuah yayasan yang didirikan oleh pemerintah Korea Selatan pada tahun 2007 untuk mempromosikan bahasa dan budaya Korea di seluruh dunia.
Acara yang berlangsung pada bulan Juli di Seoul ini mengundang 300 tenaga pendidik Bahasa Korea dari berbagai negara, dan Nisa menjadi salah satu perwakilan guru lokal yang hadir.
Selama kegiatan, Nisa mengaku mendapatkan banyak ilmu baru mengenai metode dan pendekatan dalam mengajar Bahasa Korea. Salah satu hal menarik yang dipelajarinya adalah penggunaan kecerdasan buatan (AI) sebagai alat bantu untuk mempersiapkan bahan ajar dan mendukung proses belajar mengajar.
Sebelumnya, Nisa juga pernah mendapatkan beasiswa Korean Language Course di Jeju University pada tahun 2017.
“Insyaallah ilmu yang saya dapatkan selama kegiatan akan saya terapkan dalam kelas demi menciptakan kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif dan menyenangkan,” ujar Nisa.
Sebelum menjadi guru, Nisa aktif sebagai staf operasional di KSI Banda Aceh sejak tahun 2023. Ia melihat tingginya minat peserta didik yang tidak diimbangi dengan jumlah pengajar yang memadai.
Kondisi ini mendorongnya untuk mengikuti program pelatihan guru yang diadakan KSIF pada tahun 2024. Pada awal tahun 2025, Nisa resmi menjadi guru di lembaga tersebut, yang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Korea Selatan.
Menurut Nisa, saat ini peluang untuk mendapatkan beasiswa dan pekerjaan di Korea Selatan sedang meningkat pesat. Ia menekankan bahwa keahlian dalam Bahasa Korea akan sangat menunjang berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, karier, dan pengalaman budaya.
“Ada baiknya jika ketertarikan maupun hobi yang berhubungan dengan Korea Selatan yang saat ini dimiliki oleh banyak muda-mudi, terutama di Aceh, dikembangkan menjadi sebuah keahlian yang akan berguna di masa mendatang dengan mulai mempelajari bahasa dan budayanya,” pungkas Nisa.[]