Hujan esktrem melanda sejumlah daerah di Aceh dan menimbulkan genangan air di beberapa titik di jalan raya. Meski belum ada laporan banjir, kondisi cuaca dalam beberapa hari terakhir harus menjadi perhatian masyarakat, terutama yang melakukan perjalanan mudik.
Banjir antara lain menggenangi Kota Lhokseumawe dan ruas Jalan Medan – Banda Aceh di kawasan Panggoi dan Blang Pulo Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe, Kamis (27/3/2025). Tinggi genangan air sempat mencapai sekitar 45 sentimeter, meski paginya sudah mulai surut karena hujan mulai berhenti.
Ruas Jalan Medan – Banda Aceh harus menjadi perhatian serius semua pihak sebab merupakan lintas antarkota antar provinsi yang dilalui pemudik. Genangan air akibat hujan deras bukan saja menghambat perjalanan, tetapi membahayakan keselamatan pengguna jalan.
Kondisi ini menjadi lebih berbahaya karena pada saat ini banyak lubang di Jalan Medan – Banda Aceh. Lubang parah tersebut sudah pernah memakan korban meninggal, bahkan beberapa kali. Salah satunya, seorang ibu yang terperosok tak jauh dari Polres Lhokseumawe. Terperosok di lubang yang tak terlihat karena genangan air, ibu itu terjatuh dan naas baginya, sebuah truk melaju dengan kecepatan tinggi dan melindas ibu tersebut.
Dalam beberapa pekan terakhir, beberapa jalan berlubang tersebut sudah mulai diperbaiki. Sayangnya, perbaikan lubang di jalan selama ini tidak terlalu rapi. Ada bagian tak rata antara tambalan dengan aspal dasar. Kondisi itu malah membuat kendaraan tidak meluncur dengan mulus di atas aspal. Terkesan perbaikan itu asal tambal sulam.
Pemerintah kabupaten/kota dan kepolisian di Aceh—dan di daerah lain di seluruh Indonesia—sudah menyediakan fasilitas mudik di tengah jalan. Polisi sudah menegaskan boleh menitipkan kendaraan di markas kepolisian bagi pemudik agar merasa lebih aman. Pos istirahat dan rest area sudah dibangun di setiap titik strategis. Hendaknya pemudik bisa memanfaatkan dengan baik untuk keselamatan.
Direktur lalu Lintas Polda Aceh, Kombes M Iqbal Alqudusy, menjelaskan terdapat 40 titik jalan rusak yang tersebar di sejumlah kabupaten dan kota di Aceh. Dinas terkait dan pihak kontraktor, hendaknya melakukan sosialisasi dan memasang tanda peringatan yang cukup di jalan, sebelum pengemudi berjumpa dengan titik jalan rusak.
Data dari Korlantas Polri merincikan, korban meninggal dunia di jalan raya pada 2024 sebanyak 27.000 orang atau meninggal delapan kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Sungguh miris karena jumlah korban meninggal di jalanan relatif lebih banyak dibandingkan dengan korban perang atau terkena suatu wabah penyakit.
Kiranya para pemudik dan semua pihak menyadari bahaya di jalan raya. Persiapan yng matang sebelum melakukan perjalanan sangat penting. Semoga tidak ada lagi korban di jalan raya di masa mudik dan seterusnya.[]