ByKlik.com | Lhoksukon — Selasa, 3 Juni 2025, merupakan hari yang akan diingat seumur hidup oleh Usman (36) bersama keluarga kecilnya. Pasalnya, di hari itu ia menerima kunci rumah baru, rumah layak huni tahan gempa yang dibangun Yayasan Relief Islami Indonesia (YRII).
Rumah yang diidamkan akhirnya menjadi kenyataan. “Senang, ibarat mimpi yang terwujud. Memang tidak disangka, dalam tiba-tiba datang tim survei ke rumah,” katanya membuka cerita, di depan rumah barunya yang juga dipilih sebagai lokasi peresmian oleh Islamic Relief Indonesia.
Cerita berawal di suatu siang awal Maret 2025, saat ia tengah bekerja mengaduk semen sebagai buruh harian. Ia memang tidak punya pekerjaan tetap, tetapi pria hitam manis ini tetap bekerja demi menafkahi istri dan kedua anaknya. “Sebenarnya ada tiga bang, anak saya, satu lagi sudah dipanggil menghadap Yang Maha Kuasa,” tuturnya.
“Serabutan bang, kadang disuruh panjat kelapa, dodos sawit punya orang, kerja bangunan, pokoknya saya mau kerja apa saja, yang penting halal dan berkah untuk keluarga,” ujarnya dalam bahasa Aceh yang kental kepada jurnalis ByKlik, jelang serah terima rumah bantuan, Selasa (3/6) pagi.
Ia kembali berkisah, saat itu anaknya mencarinya sampai ke tempat kerjanya. Anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar itu menyampaikan bahwa ada yang sedang mencari ayahnya. Usman diminta segera pulang karena orang yang datang ke rumahnya mengatakan bahwa ada urusan penting.
Entah apa yang ada di pikiran Usman waktu itu, ia pun bergegas pulang. Di rumah ia sudah ditunggu tim survei pembangunan rumah layak huni tahan gempa dari NGO Islamic Relief Indonesia bersama Pak Geuchik Alue Seumambu, Kecamatan Cot Girek, Aceh Utara.
Sejak menikah, ia memilih tinggal di kampung istrinya itu, tepatnya di Dusun Baro. Aslinya, Usman berasal dari kecamatan lain tetapi masih dalam kabupaten yang sama.
Beruntungnya, keluarga Usman memiliki surat kepemilikan tanah, yang menjadi syarat utama memperoleh rumah bantuan dari Islamic Relief. Lalu, proses verifikasi berjalan sampai ia mendapat kabar bahagia bahwa keluarganya terpilih sebagai salah satu penerima rumah bantuan.
Setelah memenuhi semua persyaratan administrasi, rumah Usman pun dibangun sekitar 20 hari menjelang bulan Ramadan 1446 Hijriah. Selagi rumah lamanya yang berkonstruksi kayu berdaun rumbia dibongkar, Usman membuat gubuk untuk ditempati sementara bersama keluarganya.
Akhirnya, pada hari bahagia ini, Usman resmi menempati rumah barunya yang dibangun dengan anggaran Rp84,5 juta. Islamic Relief menggelontorkan Rp66,5 juta, sedangkan Baitul Mal Kabupaten Aceh Utara Rp15 juta. Sisanya Rp3 juta ditanggung oleh Gampong setempat.
Rumah tipe 36 dengan dua kamar tidur tersebut dilengkapi dengan fasilitas MCK di dalam bangunan. Selain itu, Islamic Relief juga menyediakan perabotan rumah tangga yang diperlukan oleh keluarga penerima manfaat, seperti kasur spring bed, lemari, kipas angin, peralatan memasak, dan lainnya.
Tangis bahagia pun pecah saat empat anggota keluarga ini dipercikkan air peusijuek (tepung tawar). Keempatnya tidak bisa menahan air mata yang mulai membasahi pipi, terutama istri Usman yang mencoba menyeka kedua matanya.
Para hadirin pun ikut terharu, termasuk Koordinator Islamic Relief Indonesia Regional Aceh, Yusrizal Puteh yang tampak menepi ke samping rumah bernomor 0232 itu. Sepertinya ia tak sanggup menahan cairan bening yang tumpah dari matanya yang sedari awal peusijuek tampak berkaca-kaca.
Kisah bapak dua anak ini hanya satu diantara 33 penerima bantuan rumah hasil kolaborasi Islamic Relief, BMK Aceh Utara, dan pemerintah gampong. Total rumah layak huni yang sudah dibangun Islamic Relief di Aceh Utara berjumlah 47 unit. Sebelumnya, pada semester pertama tahun 2024, Islamic Relief telah membangun 14 unit rumah layak huni tahan gempa yang tersebar di tujuh kecamatan.
Dalam sambutannya, usai prosesi peusijuek, CEO Islamic Relief Indonesia, Nanang Subana Dirja, menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkolaborasi dalam pembangunan rumah bantuan ini.
“Pada hari ini diserahterimakan 33 unit rumah di kecamatan Cot Girek, semoga bermanfaat bagi masyarakat, dan hari ini, bahkan setelah acara ini sudah sah ditempati karena sudah resmi menjadi hak milik bapak ibu,” ujarnya.
Ia berulang kali mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Aceh Utara dan Camat Cot Girek, Kamaruddin KS, yang telah bekerja keras memfasilitasi pembangunan rumah di 15 desa dalam dalam kecamatan tersebut.
Hal ini tidak terlepas dari kejelian Camat yang masih berusia muda ini dalam memahami Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 96 Tahun 2017 tentang Tata Cara Kerja Sama Desa di Bidang Pemerintahan Desa.
Permendagri ini mengatur tata cara kerja sama antar desa, maupun kerja sama desa dengan pihak ketiga dalam bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Inilah yang membuka peluang partisipasi gampong sehingga memuluskan jalannya program dengan pihak ketiga.
Sedangkan Direktur Pembangunan Perumahan Pedesaan Kementerian PUPR Laode Burcham, dalam sambutannya juga mendorong partisipasi Pemda. “Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengatur urusan pemerintahan konkuren, di mana salah satunya menyebutkan tentang perumahan,” katanya.
Sementara itu, Plh. Sekda Fauzan, menyampaikan sambutan Bupati Aceh Utara Ismail A. Jalil yang mengapresiasi dedikasi Islamic Relief dalam memperhatikan masyarakat Aceh, khususnya Aceh Utara. “Program pembangunan rumah ini sungguh luar biasa, bahkan telah dilengkapi dengan perabotannya,” ujarnya.
“Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Relief Islami Indonesia atas dukungan dan kerja sama yang telah diberikan dalam program ini dan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam pembangunan rumah, seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, donatur, kontraktor, dan sukarelawan. Mari kita terus bekerja sama untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat,” ajaknya.
“Dengan adanya perhatian dan kepedulian kita semua, mudah-mudahan persoalan kemiskinan di Aceh Utara dapat kita minimalisir dalam waktu yang lebih cepat,” harap Fauzan.
Di akhir acara dilakukan dialog terbuka dengan semua stakeholder, melibatkan penerima rumah bantuan, bahkan tukang. Selanjutnya, dilakukan penyerahan kunci dan sertifikat kepada 33 penerima rumah bantuan.

Sebelum bertolak ke Jakarta melalui Lhokseumawe, rombongan Islamic Relief dan Kementerian dijamu secara khusus oleh Bupati Aceh Utara Ismail A. Jalil (Ayahwa) bersama Kapolres AKBP Nanang Indra Bakti di salah satu rumah makan di kawasan Batu XII Cot Girek. []