Hiburan & Budaya

Dosen ISBI Aceh Tiga Tahun Berturut Juarai Sayembara Cerita Anak

×

Dosen ISBI Aceh Tiga Tahun Berturut Juarai Sayembara Cerita Anak

Sebarkan artikel ini

Byklik | Jantho–Dosen Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh kembali menunjukkan eksistensinya di kancah literasi sastra anak. Untuk ketiga kalinya secara berturut-turut, dosen dari Program Studi Kajian Sastra dan Budaya berhasil memenangi Sayembara Penulisan dan Penerjemahan Cerita Anak Dwibahasa. Sayembara ini diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Aceh. Prestasi ini diraih pada tahun 2023, 2024, dan kembali terulang di tahun 2025.

Sayembara ini merupakan ajang bergengsi yang bertujuan melahirkan karya-karya sastra anak yang memadukan bahasa daerah di Aceh dengan bahasa Indonesia. Melalui pendekatan dwibahasa, karya-karya tersebut diharapkan mampu menjadi sarana pelestarian bahasa ibu sekaligus meningkatkan minat baca dan literasi anak-anak di Aceh.

Dalam pengumuman resmi yang tertuang dalam Surat Balai Bahasa Provinsi Aceh Nomor: 0361/15.I/BS.02.01/2025, disebutkan bahwa dari ratusan naskah yang masuk dalam sayembara tahun ini, dewan juri memilih 50 karya terbaik. Tiga di antaranya merupakan hasil karya dosen ISBI Aceh, yakni Muhammad Tahir dan Lismalinda.

Baca Juga  Milad ke-56: UIN Sultanah Nahrasiyah Bersihkan Makam Tokoh Perempuan Aceh

Ketiga naskah tersebut, yaitu Ariga dan Hutan Ajaib Leuser dan Anak Sumpit Penari Belo Mesusun yang ditulis oleh Muhammad Tahir, serta Bantai Baro Baren yang diterjemahkan oleh Lismalinda dan naskahnya ditulis oleh Ihan Nurdin yang berprofesi sebagai jurnalis. Pada tahun 2023, Muhammad Tahir berkolaborasi dengan Muhammad Fadli Muslimin yang kini menjabat sebagai Sekretaris LPPM ISBI Aceh. Adapun pada tahun 2024, Muhammad Tahir juga memenangi sayembara yang sama.

Cerita-cerita ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menyisipkan pesan moral, kearifan lokal, serta pengetahuan tentang lingkungan dan budaya masyarakat Aceh. Penggunaan dua bahasa dalam penyampaiannya menambah nilai edukatif dan menjadi media pengenalan budaya yang efektif bagi anak-anak.

Muhammad Tahir

Muhammad Tahir menyampaikan, capaian ini bukan sekadar prestasi pribadi, melainkan bentuk kontribusi nyata dunia akademik dalam memperkuat literasi multibahasa. Ia menegaskan pentingnya peran dosen dan mahasiswa dalam mengembangkan karya-karya yang berakar dari budaya lokal agar tetap relevan dan diterima oleh generasi muda.

Baca Juga  Mega Bintang WWE dan Clash of Clans Siap Ramaikan Bulan April dengan Kolaborasi Spektakuler

“Kami berharap semangat ini terus tumbuh dan menjadi karakter khas ISBI Aceh ke depannya,” ujarnya.

Ketua Jurusan Seni Pertunjukan ISBI Aceh, Dr. Angga Eka Karina, M.Sn., juga turut memberikan apresiasi atas prestasi tersebut. Ia menyatakan bahwa keberhasilan ini merupakan bukti nyata kolaborasi antara dedikasi akademik dan kecintaan terhadap budaya daerah.

“ISBI Aceh tidak hanya menjadi lembaga pendidikan seni, tetapi juga agen pelestari budaya melalui media sastra yang bersentuhan langsung dengan anak-anak,” ujarnya.

ISBI Aceh konsisten dalam mendorong pengembangan sastra anak berbasis budaya lokal. Dengan semangat berkarya dan kepedulian terhadap bahasa serta budaya daerah, ISBI Aceh menegaskan komitmennya menjadi pusat inovasi dan inspirasi dalam pengembangan literasi anak di Indonesia.[]

Example 120x600